“Semoga karya PKM-K ini bisa menyumbang medali emas di pagelaran Pimnas 34 kelak,” katanya.
Ide pembuatan celana apung disambut Kepala Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Geografi FKIP UNS, Dr Yasin Yusup yang menilai sebagai ide yang cemerlang.
“Celana apung menjadi ide yang cemerlang terkait mitigasi bencana banjir di Indonesia karena merupakan bencana yang paling sering terjadi. Pada tahun 2020, ada 1.518 kejadian dengan cakupan wilayah yang luas dan korban yang terdampak juga banyak,” kata Yasin Yusup.
Adanya inovasi celana apung bukan hanya berpotensi untuk mengurangi risiko banjir, namun juga menjadi peluang untuk variasi baru pariwisata air. Selain itu, produk celana apung menggunakan motif batik megamendung.
Batik megamendung mengandung makna melindungi dan mengayomi. Penggunaan motif batik megamendung pada produk celana apung juga didukung Dr Djoko Sulaksono, Kaprodi Pendidikan Bahasa Jawa.
“Batik megamendung memiliki makna filosofi bahwa manusia harus bisa mengendalikan hawa nafsunya di keadaan apapun, seperti halnya awan redup yang membuat kedamaian situasi,” kata Djoko.
Pemilihan motif batik megamendung dalam produk celana apung dapat menjadi salah satu sarana pengenalan dan pelestarian warisan budaya adiluhung. Hal itu merupakan langkah yang sangat bagus.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait