“Saya pernah dapat pesan agar menjaga makam ini. Kalau dasar pemikiran saya adalah Mangkunegaran I itu 1757 sampai 1795. Kalau usia orang normalnya kan sekitar 60, 75 atau 100. Sehingga kalau diperkirakan dengan usia itu yang makam ini sudah ratusan tahun,” kata Gembong Pranoto, putra menantu almarhum Sutadi, Kamis (16/9/2021).
“Ini keturunan dari Mangkunegara I yaitu Pangeran Samber Nyawa. Ada empat yang di dalam, kemungkinan yang menjaga beliau-beliau ini ada di luar. Sedangkan yang kecil-kecil ini konon ceritanya hasil miskram,” katanya.
Dia mengatakan pihaknya sebisa mungkin ikut peduli dengan menjaga makam ini. “Namun hanya keterbatasan kami. Harapan kami ya mungkin kalau makam ini dianggap cagar budaya monggo untuk bisa disentuh, entah itu pemerintah daerah atau pemerintah pusat,” ujar Gembong.
Menurutnya, jika makam ini nantinya ditelusuri masuk dalam cagar budaya, dia berharap bisa disentuh sedemikian rupa. Sementara, riwayat ini diketahui dari keluarga Pura Mangkunegaran yang datang berziarah di hari-hari tertentu dan menjelang puasa Ramadan.
“Kalau malam 1 suro atau biasanya hari-hari tertentu, Minggu Pahing ada yang nyekar (ziarah) di sini. Tapi kalau secara resmi dari pihak Mangkunegara bersama-sama ke sini belum ada. Tapi kalu secara pribadi-pribadi itu ada yang nyekar,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait