SOLO, iNews.id - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 telah berakhir. Pelaksanaan pilkada tahun ini diselenggarakan dengan penerapan protokol kesehatan.
Selain kekhawatiran akan munculnya klaster Pilkada, maraknya calon tunggal dan dinasti politik juga menjadi perhatian. Pasalnya pada pesta demokrasi tahun ini, jumlah calon tunggal mengalami peningkatan.
Pengamat politik asal Solo, RR Mayyasari Gondhodiwiryo menilai bahwa kondisi itu membuktikan birokrasi demokrasi dan kontestasi sangat carut marut. "Maraknya calon tunggal di Pilkada 2020 dan isu politik dinasti ini yang merusak kualitas nilai demokrasi.Dikarenakan kurangnya pemahaman etika politik para politisi negeri,” kata Mayyasari, Jumat (11/12/2020).
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait