KENDAL, iNews.id – Memeringati Maulid Nabi, warga Desa Krajan, Kaliwungu, Kendal menggelar tradisi ketuwin atau weh-wehan, Rabu (28/10/2020). Meski digelar di tengah pandemi covid, warga tetap antusias dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Bagi warga Kaliwungu, weh-wehan atau ketuin ibarat hari raya bagi anak-anak karena di hari itu mereka mengenakan baju baru sambil berkeliling kampung membawa makanan untuk dibagikan kepada tetangga.
Tradisi tersebut juga sangat dinantikan anak-anak dan remaja karena bisa mendapatkan makanan secara cuma-cuma.
Tokoh masyarakat Kaliwungu, KH Ali Nurudin mengatakan, tradisi ketuin dipopulerkan Mbah Akhmad Rukyat, sesepuh dan ulama Kaliwungu yang mengajarkan tentang kebersamaan dan saling berbagi. Filosofinya adalah rasa tenggang rasa dan saling berbagi, serta mengajarkan kebersamaan.
Nilai budaya kearifan lokal ini menjadi tradisi hingga sekarang dan hanya ada di Kaliwungu Kendal.
“Weh-wehan berarti saling memberi dalam bahasa Jawa aweh. Di sini diajarkan untuk saling memberi kepada sesama tanpa memandang status sosial,” katanya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait