Jenderal Soedirman saat tiba di Jakarta pada 1 November 1946. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id - Siapa tak kenal dengan Jenderal Soedirman, Panglima Besar asal Purbalingga yang merupakan salah satu Pahlawan Indonesia ini?

Jenderal Soedirman merupakan salah satu tokoh yang memperoleh pangkat bintang lima pertama, selain Soeharto dan A H Nasution. Soedirman lahir di Purbalingga, yaitu kota di mana istri calon presiden Ganjar Pranowo berasal, yaitu Siti Atikoh Supriyanti

Jenderal Soedirman Lahir di Bodas, Karangjati, Rembang, Purbalingga pada 24 Januari 1916. Ayahnya yang bernama Karsid Kartawiuraji dan Ibunya bernama Siyem. 

Dia lebih banyak tinggal bersama pamannya yang bernama Raden Cokrosunaryo, tepat setelah ia diadopsi. Karena permasalahan ekonomi, Soedirman muda diasuh oleh pamannya. Setelah diangkat, Sudirman diberi gelar bangsawan Jawa dan namanya menjadi Raden Soedirman. 

Sejak saat itu, Soedirman tumbuh dengan pendidikan etika dan tata krama seorang priyayi serta kesederhanaan sebagai rakyat biasa. Berkat pendidikan sejak dini tersebut, Soedirman menjadi anak yang rajin dan aktif.

Pendidikan

Soedirman pindah ke Cilacap pada tahun 1923. Di usianya yang ke 7 tahun, ia bersekolah di Hollandsche Inlandsche School (HIS) yang setingkat dengan Sekolah dasar. Setelah selesai, Soedirman melanjutkan studinya di Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO) yang setingkat SMP. Soedirman kemudian bergabung dengan Perguruan Parama Wiwowo Tomo hingga lulus pada tahun 1935. 

Ia kemudian melanjutkan studi di sekolah guru atau Kweekschool yang diselenggarakan oleh organisasi Muhammadiyah di Surakarta. Namun pendidikan Soedirman terhenti pada tahun 1936. Ia kemudian kembali ke Cilacap dan menjadi guru di SD Muhammadiyah.

Selain mengajar, Soedirman juga aktif di kegiatan Muhammadiyah, yakni menjadi anggota Kelompok Pemuda Muhammadiyah. Selain itu, Soedirman juga aktif dalam kegiatan penggalangan dana untuk kepentingan pendidikan dan pembangunan. 

Meski menderita penyakit paru-paru akut, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia mengenyam pendidikan sebagai guru di HIS Muhammadiyah di Cilacap dan aktif dalam kegiatan kepramukaan Hizbul Wathan.

Era kependudukan Jepang

Ketika Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942, sekolah tempat Sudirman mengajar ditutup dan diubah menjadi pos militer. Saat itu, Sudirman yang dianggap sebagai tokoh masyarakat ditugaskan memimpin tim ke Cilacap untuk menghadapi serangan Jepang. Selain itu, Soedirman juga melakukan negosiasi dengan Jepang untuk membuka kembali sekolah. Upaya itu pun berhasil. 

Pada tahun 1944, Soedirman diundang untuk bergabung dengan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan diangkat menjadi komandan pasukan itu. Jepang mendirikan PETA pada Oktober 1943 untuk membantu melawan invasi Sekutu selama Perang Dunia II.


Editor : Kastolani Marzuki

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network