"Saya terharu bisa masuk ke ruang kerja Pak Yani saat di Banteng Raiders. Saya sendiri meski korps Polisi Militer, tapi pernah menjadi saksi berdirinya pasukan Banteng Raiders. Karena saat itu saya terlibat pengawalan beliau dan saat Presiden Soekarno datang ke Tegal untuk meninjau keberhasilan Banteng Raiders menggempur DI/TII, saya lah yang mengemudikan Jeep membawa Soekarno menuju Bulakamba. Sampai beliau menyampaikan terima kasih sambil ngepuk-ngepuk pundak saya," kenangnya.
Ahmad Yani dalam kenangan Sanjoto merupakan figur yang tegas, punya prinsip setiap tugas harus berhasil dan pengayom. "Saya tidak habis pikir mengapa jenderal yang punya jasa besar bagi bangsa ini tega dibunuh secara sadis oleh PKI. Maka dari itu setelah saya mendapat tugas untuk mengejar DN Aidit saat sembunyi di Semarang, saya langsung bergegas namun keburu melarikan diri dan tertangkat di Solo," kenang dia.
Sanjoto yang menerima anugerah Bintang Gerilya, Bintang Kartika Eka Paksi dan Bintang Sewindu ini berpesan kepada generasi muda TNI, khususnya Angkatan Darat agar senantiasa menjaga soliditas dan setia pada NKRI, Pancasila serta Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
"Jangan mau kita dipecah belah oleh kekuatan-kekuatan lain yang ingin menguasai bangsa dan negara. Mengabdilah dengan sepenuh hati untuk tegaknya NKRI. Sudah banyak pengorbanan kali lakukan, banyak rekan, sahabat dan saudara seperjuangan kami berpulang sebelum usaha mencapai kemerdekaan terwujud, jangan sia-siakan perjuangan mereka," pesan Sanjoto.
“Beliau-beliau ini (para veteran) tentunya adalah orang-orang hebat. Beliau sampai dengan saat ini memiliki semangat yang luar biasa meskipun tidak berdinas di TNI, tetapi saya yakin jiwa beliau masih sangat peduli terhadap kemajuan bangsa ini,” kata Letkol Inf Zainollah.
“
Editor : Ahmad Antoni
yonif raider 400 banteng raider banteng raiders Mohammad Zainollah legiun veteran republik indonesia Sanjoto jenderal ahmad yani pasukan elite kodam IV Diponegoro tni ad
Artikel Terkait