Di sisi lain, Hadi juga meminta pemerintah tidak tebang pilih dalam membatasi operasional moda transportasi umum pada saat mudik lebaran nanti. Semua moda transportasi umum mulai dari travel, bus, kereta api hingga pesawat udara harus berhenti beroperasional selama mudik Lebaran.
"Jika yang dilarang hanya travel, bus, mobil pribadi tentunya larangan mudik yang tujuannya untuk mencegah penularan Covid-19 akan tidak maksimal. Sebab para perantau masih bisa mudik dengan menggunakan kereta api atau pesawat terbang," katanya.
Sementara itu, sopir bus PO Safari jurusan Semarang - Solo, Erik (45) mengatakan, selama pandemi Covid-19 ini, dalam satu perjalanan pulang pergi Semarang - Solo untuk mendapatkan biaya operasional saja tidak bisa. Sehingga perusahaan sering nombok.
"Seperti tadi, satu PP (pulang - pergi) hanya dapat uang Rp120.000. Padahal biaya operasional mencapai sekitar Rp500.000. Untuk beli solar Rp450.000 dan lainnya untuk bayar mandor di terminal," ujarnya.
Dia mengaku tidak bisa berbuat banyak dan hanya bisa pasrah dalam menghadapi kondisi usaha jasa transportasi yang semakin terpuruk ini. Sebab dirinya harus tetap bekerja lantaran demi melayani masyarakat yang masih membutuhkan jasa transportasi.
"Ya mau bagaimana lagi. Meski tidak mendapatkan hasil, ya tetap bekerja. Sebab perusahaan meminta saya untuk tetap berangkat (kerja). Kami berharap, wabah corona bisa cepat berlalu dan penumpang ramai lagi," ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait