Proses pembuatan batik ecoprint yang dilakukan oleh ibu-ibu di Banyumas.(iNews/Saladin Ayyubi)

Nah, dalam perebusan ini menggunakan pewarna dari kayu-kayu pilihan yang disesuaikan dengan keinginan warna motif yang ditampilkan.

“Setelah kain direbus, kain ini digelar dan diambil kembali daun-daunan yang menempel dikain barulah terlihat hasil motif ecoprint di kain ini, indah bukan,” kata Pembina Ibu Niaga Banyumas, Erna Husein, Kamis (9/9/2021).

“Batik ecoprint dijual melalui media online hingga bisa ke beberapa pulau di luar pulau Jawa. Pemerintah setempat berjanji akan terus mendorong usaha ibu-ibu perajin batik ecoprint ini agar terus bisa dipasarkan dan dibina agar berkembang, karena hasil karya mereka tergolong mampu bersaing,” katanya.

Sementara para perajin batik ecoprint  mengaku jika usaha yang mereka bangun kini bisa memperoleh omset kurang lebih Rp15 juta per bulannya. “Dari hasil ini saya bisa memperkerjakan para tetangga yang membutuhkan pekerjaan,” Yuliastuti, perajin ecoprint asal Purwokerto.

Karya-karya batik ecoprint ini juga disukai karena hasil karya batik ecoprint yang etnik dan halus dan mempunyai nilai lebih.  Tidak hanya kain sutra, karya batik ecoprint ini juga berbentuk tas, sepatu, payung hingga kerajinan topi dan dompet.

“Selain berbahan pewarna dan bermotif natural, hasil karya batik ecoprint ini juga tergolong sangat awet dan tahan lama,” katanya. 

Dia mengatakan, pewarna  dan motif alami ini justru membuat karya ecoprint ini menjadi berbeda dari karya-karya umumnya. “Untuk harga dijual dari  Rp150.000 hingga jutaan rupiah, tergantung kain dan motifnya,” ujarnya.


Editor : Ahmad Antoni

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network