Ketua Kelompok Petani Widodo II Mojopuro Sugimin mengatakan, dirinya mewakili petani sorgum telah mendapatkan bantuan untuk penamanannya.
"Kami juga menerima bantuan pupuk, itu semua sudah kami sampakan ke petani. Hasilnya sudah ada yang sudah panen. Yang sudah panen dijual ke pengepul," kata Sugimin di Mojopuro.
Menurut Ketua Gapoktan Rahayu Widodo Kelurahan Mojopuro Surono, perbandingan antara tanaman sorgum dan jagung di wilayahnya saat ini lebih menguntungkan sorgum. Di antaranya karena di sorgum tidak membutuhkan air yang banyak, biaya operasional lebih rendah," jelas Surono.
Diterangkannya, harga sorgum saat ini Rp 4.500 per kg, sedangkan jagung Rp 4.100-4.200 per kg. Diakuinya jika hasil untuk tonase jagung lebih tinggi namun biaya operasionalnya juga lebih tinggi. Karena pemupukan dan pengairannya lebih banyak. Sedangkan untuk sorgum, biaya pemupukan dan operasionalnya rendah.
"Sorgum, petani belum tentu menggunakan pencabutan rumput. Untuk jagung wajib. Sehingga biaya operasional lebih tinggi jagung. Hasil sorgum rata rata per hektera 5 ton, jagung 7-8 ton cuma biaya operasional sorgum rendah yaitu di kisaran Rp 2-5 juta, jagung 8-10 juta per Ha. hitungan petani dengan biaya rendah, petani milih jagung," ucapnya.
Diketahui, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng memberi bantuan di tahun 2022 berupa benih sorgum 500 kg dan pupuk NPK nonsubsidi 5 ribu kg di Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri. Bantuan itu untuk 50 Ha lahan sorgum.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait