Sejumlah warga mengaku kesulitan memperoleh air bersih sudah terjadi sejak dua hingga tiga bulan lalu akibat tidak adanya hujan. Sumur belik yang dibuat warga secara gotong royong bisa dipakai untuk 20 kepala keluarga. Mereka mengambil air pada pagi dan sore hari.
“Air tersebut hanya bisa dipakai untuk mandi dan mencuci. Sementara untuk air bersih harus membeli air seharga Rp6.000 per galon yang dibeli setiap tiga hari sekali. Pasalnya bantuan air bersih dari pemkab tak menentu,” ujar Sri Mulyani, Kamis (7/9).
Warga berharap, bantuan mobil tangki air bersih untuk kebutuhan air minum dan memasak bisa dikirim satu minggu sekali. Namun saat ini sejak kemarau berlangsung baru tiga kali mendapatkan droping air bersih.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait