Mereka berputar-putar ke kiri, puluhan kali, bahkan ratusan kali, dengan kaki tetap bertumpu pada tengah, di titik stabil.
Banyak tamu undangan terpesona oleh tarian yang ditunjukkan santri KH Amin Budi Harjono itu. Kiai Budi sengaja membawa murid tari sufinya ke acara Penaruban Bersalawat.
KH Amin Maulana Budi Harjono yang tampil penuh humor selanjutnya mengajak kepada warga Desa Penaruban dan sekitarnya untuk terus memupuk kerukunan di tengah-tengah perbedaan.
"Setiap orang kan merindukan surga. Surga dalam bahasa Arabnya, Jannah. Di Jannah itu ada taman, ada keragaman yang tumbuhannya berbeda-beda. Mari kita jaga keberagaman itu," ujar Kiai Budi yang juga guru besar Tari Sufi Nusantara ini.
Masyarakat Indonesia yang jumlahnya 270 juta, lanjut Kiai Budi, juga harus rukun, yang diikat sesanti Bhineka Tunggal Ika, yang artinya meskipun berbeda-beda tetaplah satu.
"Bhineka Tunggal Ika itu disimbolkan burung garuda. Garuda adalah raja segala burung, yang selalu mau berdamai dan menghargai burung-burung lainnya. Mari jadikan garuda di dadaku, agar kita hidup rukun. Sekali lagi saya tekankan, kalau ada suasana sorga yang diturunkan ke bumi, ya wujudnya kerukunan yang kita rasakan malam ini,” ujarnya.
Kiai Budi juga mengajak, agar para jemaah selalu menjaga kerukunan dan rasa cinta kepada sesama di lingkungan Rukun Tetangga (RT). "Inilah Indonesia, yang dibangun dari banyak RT,” katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Kabupaten Purbalingga gereja tarif sufi gereja kristen jawa wates penaruban bersalawat kota semarang
Artikel Terkait