Kemudian menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta di tahun 1988, dan kini menjadi ISI Surakarta. Terbukti banyak alumnus, dosen, dan staf pranata laboratorium Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta yang berkiprah di Pura Mangkunegaran.
Bahkan ada beberapa yang telah diangkat menjadi abdi dalem. Sebaliknya, tidak sedikit gending-gending dan karya tari gaya Mangkunegaran yang dijadikan materi pembelajaran praktik di Prodi Seni Karawitan dan Prodi Tari ISI Surakarta.
Demikian juga pedalangan gaya Mangkunegaran dijadikan varian dalam pembelajaran praktik pedalangan gaya pokok di Prodi Seni Pedalangan ISI Surakarta.
Sugeng Nugroho mengatakan, dalam hal penelitian, telah banyak karya seni pertunjukan dan kesenirupaan Pura Mangkunegaran yang dijadikan objek penelitian para dosen dan mahasiswa ISI Surakarta.
Rektor ISI Surakarta, I Nyoman Sukerna menyebut, sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri Seni yang mengemban tugas sebagai institusi pelestari dan pengembangan seni tradisi, ISI Surakarta sudah sepantasnya untuk melakukan kerja sama dengan Pura Mangkunegaran.
Sebab Pura Mangkunegaran selain memiliki arsitektur istana Jawa yang khas dan megah, juga memiliki suatu warisan budaya tak ternilai, antara lain upacara-upacara adat, tarian-tarian sakral, gamelan, dan pusaka.
“Tidak kalah penting, Pura Mangkunegaran merupakan patronase dan maecenas, yakni pendukung, pendorong, pelindung, pelestari, dan pusat dari seni budaya dan adat-istiadat tradisi Jawa Surakarta,” katanya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait