“Jawa Tengah bisa semakin mandiri, ke depan juga masyarakat bisa bergotong royong ikut (berpartisipasi) keluar dari krisis dan pandemi yang dua tahun ini membebani kita. Semua tentu harus bisa antisipasi karena kondisinya memang harus kita mau nggak mau dan suka tidak suka harus kerja keras dan tentu saja gotong royong,” tandasnya.
Salah satu penari asal Wonosobo, Anin merasa senang bisa turut berpartisipasi dalam acara ini. Rasa haru, bangga dan grogi bercampur dalam benak Anin yang mempersiapkan diri dalam dua hari. “Rasanya senang, bangga, grogi juga tadi. Ini pengalaman baru,” kata Anin.
Anin yang menari bersama Siti Atikoh juga grogi. Menurutnya, Atikoh tampak luwes mengikuti gerakan tarian. Anin juga senang karena masyarakat yang datang di CFD sangat antusias.
“Ibu tadi luar biasa banget, bisa mengikuti. Terharu bangga karena masyarakat awam bisa ikut serta,” ujarnya.
Senada juga disampaikan Mirza dan Levi, penari asal Parakan, Temanggung. Usai acara keduanya juga jadi sasaran masyarakat untuk bisa berfoto bersama. Mirza senang bisa berpartisipasi dalam HUT ke-72 Jateng.
“Senang banget, semangat. Bangga bisa ikut main di sini sama bareng-bareng semua rombongan kesenian dari berbagai daerah,” ujarnya.
Selain flashmob jaranan, acara HUT Jateng juga dimeriahkan dengan gamelan serta tari kuda lumping kolosal. Sebanyak 1.059 seniman desa berpartisipasi dalam acara itu.
Selain itu juga ditampilkan sejumlah tarian nusantara. Mulai dari Papua, Aceh hingga Sulawesi. Masyarakat pun hanyut dalam keseruan tari jaranan dan alunan musik gamelan yang memadati Lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang.
Editor : Ahmad Antoni
siti atikoh gubernur jateng ganjar pranowo HUT ke-72 Jateng Flashmob kuda lumping penari jawa tengah provinsi jawa tengah
Artikel Terkait