Dengan dilaksanakan larungan tahun ini, ia berharap hasil tangkapan melimpah. Juga diberikan keselamatan untuk para nelayan yang mencari ikan di laut. "Semoga Allah SWT mengabulkan permohonan para nelayan Jepara," harapnya.
Usai prosesi pelarungan, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Pantai Kartini Jepara, untuk melaksanakan prosesi kupat lepet. Sebelumnya, selama dua tahun terakhir, Festival Kupat Lepat yang dihelat sepekan usai Lebaran juga diliburkan seiring pandemi Covid-19.
Digelarnya lagi tradisi ini juga menarik antusias warga. Mulai dari orang dewasa hingga anak kecil tak ketinggalan menyumbang keriuhan.
Menurut Dian Kristiandi Festival Kupat Lepet sarat dengan makna dan filosofi. Salah satunya adalah simbol mengaku salah dan memaafkan. "Ini tradisi budaya yang sangat luar biasa. Jadi dengan simbol itu bisa jadi tuntutan dan sekaligus tontonan," katanya.
Dua gunungan yang terdiri atas susunan kupat dan lepat berjumlah 2022, menjadi salah satu perhatian pengunjung. Begitu doa dipanjatkan dan untaian janur yang mengelilingi gunungan dipotong oleh bupati, warga langsung berebut. Kurang dari lima menit, kupat dan lepat ludes diserbu warga.
Tak hanya sekedar berebut gunungan, warga juga dimanjakan dengan beragam pementasan kesenian. Mulai dari kentrung, tari, hingga pencak silat
Anis Sulistiowati warga Desa Plajan, Kecamatan Pakisaji, mengaku sengaja bersama keluarga datang ke Pantai Kartini untuk festival ini.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait