Ilustrasi - Penyembelihan hewan kurban. Foto: dok.

“Biasanya kita lihat ada panitia kurban yang membersihkan jeroan ramai-ramai ke sungai. Ini kan kita tidak tahu kalau ternyata ada hewan yang terpapar PMK jadi tidak baik membersihkan jeroan di sungai,” katanya. 

Imbauan selanjutnya, yakni panitia kurban hendaknya membedakan plastik daging, jeroan merah (hati), dan jeroan hijau (babat). Menurut Sulis yang juga tergabung dalam juru sembelih halal (Juleha), pembedaan kantung plastik sudah seharusnya dilakukan meskipun tidak dalam wabah PMK.

Hal ini disebabkan jeroan merah dan jeroan hijau memiliki mikrobia yang sangat banyak. Sementara itu, mikrobia yang ada di daging sedikit. Jika jeroan dan daging digabung dalam satu plastik, mikrobia-mikrobia yang ada di jeroan berpindah dengan cepat ke daging. Dia mengimbau setidaknya ada tiga kantung plastik dalam satu paket daging kurban.

“Walaupun tidak PMK, disarankan dibedakan kantung plastiknya karena bagian jeroan itu banyak mengandung mikrobia. Sedangkan daging lebih sedikit mikrobianya. Nanti dikhawatirkan ada pencemaran pada daging karena jika terjadi, perkembangan mikrobia di daging akan cepat,” ujarnya.

Imbauan berikutnya adalah personel panitia yang mengurus jeroan difokuskan untuk mengurus jeroan saja. Personel panitia yang mengurus jeroan tidak boleh berpindah mengurus daging atau bagian hewan lainnya. Hal ini dikhawatirkan akan terjadi penularan PMK.

“Personel panitia kurban sebaiknya dipisah-pisahkan begitu. Jadi personel yang mengurusi bagian jeroan cukup di situ terus, jadi jangan memegang di daging. Jeroan ya jeroan, tidak perlu pindah ke daging dan sebagainya. Itu sebaiknya dipisah-pisahkan jadi lebih aman dalam menghadapi kurban di tengah wabah PMK,” ucapnya 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network