“Seluruh air dan nasi yang didapat ini akan dimasak di rumah dan dimakan serta diminum bersama keluarga agar bisa mendapatkan berkah kesehatan dan rezeki yang melimpah,” katanya, Minggu (4/6/2023).
Sarjo, sesepuh Desa Rejosari Grobogan yang selalu memimpin prosesi setiap tahun pada bulan apit ini menjelaskan bahwa tradisi sedekah bumi di sumber air panguripan ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan karena sumber air yang berada di tengah areal persawahan dan sudah muncul sejak zaman nenek moyang ini tidak pernah mengering meski dilanda kekeringan hingga bertahun-tahun.
“Sumber air ini juga sering dimanfaatkan warga sekitar dan dari luar desa untuk keperluan makan dan minum sehari-hari serta dipercaya bisa memberikan kesembuhan dan kesehatan baik dengan cara diminum atau digunakan untuk mandi,” ujar Sarjo.
Warga mengaku tidak berani meninggalkan adat yang sudah turun temurun ini karena takut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di desa mereka.
Sesepuh desa berharap dengan adanya sedekah bumi ini, kemakmuran warga Desa Rejosari bisa selalu terjaga serta hasil panen selalu melimpah.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait