Masjid Agung Demak, salah satu peninggalan dari Kerajaan Demak yang hingga kini banyak dikunjungi pengunjung. (IG @hippoacademy.id)

Makam Sunan Kalijaga
Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya adalah Makam Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga merupakan salah satu Walisongo, yang mempunyai pengaruh besar dalam penyampaian agama dan juga penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Makam Sunan Kalijaga tak pernah sepi pengunjung untuk berziarah, berdoa atau sekadar berselawat.

Soko Guru 
Soko Guru termasuk salah satu peninggalan Kerajaan Demak. Soko Guru merupakan tiang penyangga dari Masjid Agung Demak, dengan tinggi 19,54 meter dengan diameter 1,45. Tiang ini terbuat dari kayu dengan jumlah 4, pembuatan tiang sendiri dilakukan oleh Sunan Kalijaga, Sunan Jati, Sunan Ampel dan Sunan Benang. Soko Guru merupakan lambang keharmonisan atau persatuan di tengah Masjid yang bermakna kekuatan.

Lawang Bledek 
Disebut Lawang Bledek karena pintu tersebut berbentuk seperti petir atau bledek. Pemahat pintu tersebut adalah Ki Ageng Selo yang memahat pada tahun 1466 M. Pintu tersebut dipasang sebagai pintu utama yang ada di Masjid Agung Demak. Tetapi karena usia yang sudah terlalu tua, pintu tersebut sudah disimpan dan dirawat di museum masjid.

Masa Kejayaan Kerajaan Demak 

Kejayaan Kerajaan Demak mencapai masa kejayaan pada saat kepemimpinan Sultan Trenggana, yang menjabat dari tahun 1521 sampai dengan 1546. Kerajaan Demak berada di Demak, Jawa Tengah. Pada masa kepemimpinan Sultan Trenggana Kerajaan Demak berhasil meluaskan wilayah jawa bagian Timur dan juga Barat. Pada tahun 1527 Portugis berhasil diusir dari Sunda Kelapa oleh pasukan gabungan dari Demak dan Cirebon, yang dipandu oleh Fatahillah atas perintah dari Sultan Trenggana. Setelah Portugis berhasil diusir, nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta yang memiliki arti kemenangan yang sempurna.
Pada tahun 1546, Sultan Trenggana wafat pada saat penyerangan Panarukan yang ada di Situbondo. Sultan Trenggana wafat akibat dari perang melawan Kerajaan Blambangan (Banyuwangi). Setelah Sultan Trenggana wafat, Kerajaan Demak menjadi kacau. Adanya perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Pangeran Sekar dengan Sunan Prawata yang merupakan putra dari Sultan Trenggana. Akibat dari perebutan kekuasaan tersebut, Sunan Prawata membunuh Pangeran Sekar dan menduduki kekuasaannya.

Runtuhnya Kerajaan Demak

Kerajaan Demak mengalami kemunduran setelah meninggalnya Sultan Trenggana. Hal ini ternyata disebabkan oleh pemberontakan yang dilakukan Adipati Hadiwijaya. Sebenarnya Adipati Hadiwijaya termasuk seorang yang dikenal dengan kesetiaannya dengan Kerajaan Demak.Tepat pada tahun 1556, terjadi kekacauan yang dilakukan Arya Penangsang. Dia telah membunuh Sunan Prawata dan Pangeran Kalinyamat. Setelah pemberontakan berakhir, Adipati Hadiwijaya berhasil menduduki kekuasaan Kerajaan Demak dan berhasil membuat Kerajaan Demak menjadi kekuasaan Kesultanan Panjang.

Begitulah ulasan tentang sejarah Kerajaan Demak, raja-raja, peninggalan, masa kejayaan dan keruntuhannya. Semoga ulasan dan penjelasan ini bisa bermanfaaat dan menambah wawasan tentang sejarah kerajaan. 


Editor : Ahmad Antoni

Sebelumnya
Halaman :
1 2 3

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network