PEMALANG, iNews.id - Alat transportasi dokar di Kabupaten Pemalang semakin tersisih dengan keberadaan transportasi modern. Bahkan dokar kini tinggal tersisa sedikit dan jarang yang memanfaatkan.
Dokar, andong, atau delman merupakan alat transportasi zaman dulu yang pernah berjaya pada masanya, termasuk di Kabupaten Pemalang.
Masyarakat Pemalang Kota menyebut kendaraan yang ditarik kuda ini dengan sebutan dokar. Sedangkan masyarakat Pemalang bagian selatan, seperti wilayah Bantarbolang dan Randudongkal, biasa menyebutnya pir.
Sedangkan di Pemalang bagian timur, seperti di kecamatan Ulujami, Comal, Ampelgading dan Bodeh, masyarakat menyebut transportasi ini dengan sebutan glinding.
Dokar di Pemalang pada zaman dulu menjadi alat transportasi yang digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Sebab kuda mempunyai stamina dan tenaga yang kuat.
Dokar dulu pernah digunakan sebagai angkutan antarkota, pada saat kereta api dan kendaraan bermotor belum ada.
Seiring perkembangan zaman, dokar hanya digunakan untuk jarak dekat atau di pedesaan, bahkan hanya acara tertentu saja.
Salah satu kusir dokar di Pemalang yang saat ini masih bertahan adalah Tarno (60) warga Paduraksa. Dia sudah menjalani pekerjaan menjadi kusir sekitar tahun 1975, saat masih remaja.
"Dulu saat belum banyak kendaraan bermotor, narik satu hari cukup buat biaya hidup satu minggu. Sekarang tinggal nunggu rezeki dari orang yang masih mau menggunakan jasa angkutan dokar," kata Tarno di tempat mangkalnya di Pasar Paduraksa, Sabtu (14/1/2023).
Tarno mangkal di Pasar Paduraksa, mulai pagi hari guna menunggu para bakul (pedagang) yang biasanya membawa dagangan ke Pasar Pagi Kota Pemalang. Orang yang naik dokar merupakan pedagang yang masih setia menjadi pelanggannya.
Ketika penumpang dokarnya dirasa sudah cukup, Tarno memacu kereta kudanya menapaki jalanan aspal dari Paduraksa sampai Pasar Pagi Kota yang berjarak sekitar 6 kilometer.
"Sulit sekarang ndokar (narik dokar), sudah penumpang tak tentu, rumput dan bekatul buat pakan kudanya juga mahal," tuturnya.
Menurut Tarno, delman atau dokar di Pemalang Kota sekarang hanya tinggal beberapa unit saja. Mereka bertahan menjalankan profesi karena tak ada pilihan lagi.
"Tinggal beberapa saja, itu pun bingung karena tidak tahu mau kerja apa," ucapnya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait