Mahasiswa asing di akhir acara training selam tersebut diajak melakukan transplantasi karang pada substrat terumbu buatan APR (Artificial Patch Reef) yang telah disiapkan.
Setiap penyelam yang melakukan transplantasi karang memasang tanda, tagging nama sehingga menyerupai program coral adoption.
“Ternyata para penyelam memiliki kesan yang mendalam terhadap kegiatan ini dan berharap fragmen karang hasil transplantasinya dapat tumbuh dan di kemudian hari bisa mereka dapat menyaksikan hasil pertumbuhan koloni karangnya. Ini akan mendorong program wisata partisipatif, wisatawan akan berminat untuk kunjungan berikutnya,” kata Koordinator Artificial Habitat Research Group Undip ini.
Menurutnya, program wisata terumbu buatan ini akan berpotensi sebagai objek wisata alternative bawah air dan akan berdampak terhadap variasi obyek wisata di Karimunjawa karena dapat dipasang di berbagai lokasi perairan dangkal pulau-pulau kecil di Karimunjawa.
Program ini juga berbasis masyarakat dengan melibatkan masyarakat dalam penyediaan bibit fragmen karang untuk diadopsi oleh wisatawan.
“Atraksi wisata bawah air ini juga dapat mendidik masyarakat dan wisatawan untuk sadar lingkungan. Dan tentunya obyek wisata terumbu buatan dapat berkontribusi memperbaiki ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait