SOLO, iNews.id - Perbedaan bahasa Jawa kasar dan halus menarik untuk disimak. Dalam bahasa Jawa, terdapat tingkatan bahasa yang digunakan.
Bahasa Jawa memiliki ciri khas tersendiri. Terdapat tingkatan bahasa yang digunakan untuk membedakan kelas sosial seseorang dalam masyarakat, seperti umur, jabatan atau orang yang dihormati.
Bahasa Jawa antara lain digunakan di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Karena perbedaan letak geografis, terdapat beragam dialek atau logat yang muncul dalam bahasa Jawa. Ada dua tingkatan dalam bahasa Jawa, yakni basa ngoko (bahasa kasar) dan basa krama (bahasa halus).
Bahasa Jawa kasar biasa digunakan di daerah Jawa Timur, daerah Jawa pantai utara dan pantai selatan. Sedangkan bahasa Jawa di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta lebih halus. Berikut perbedaan bahasa Jawa kasar dan halus:
1. Tata Bahasa
Perbedaan bahasa Jawa kasar dan halus yang pertama adalah pada tata bahasanya. Untuk bahasa Jawa kasar dibagi menjadi dua, yakni yaitu ngoko lugu dan ngoko alus. Ngoko lugu dikenal dengan ngoko yang sangat kasar. Perbedaan keduanya terletak pada subjek (jejer) untuk kata ganti orang dan kata kerja (wasesa) pada ngoko lugu.
Demikian pula pada bahasa Jawa halus juga dibagi menjadi dua, yakni krama inggil dan krama lugu/madya atau bahasa krama yang agak sedikit kasar. Untuk membedakan keduanya, bisa disimak dari subjek (jejer) untuk kata ganti orang dan wasesa (kata kerja) yang digunakan.
2. Konteks Penggunaannya
Perbedaan bahasa Jawa kasar dan halus, bahasa Jawa kasar biasa dipakai untuk berkomunikasi dengan sederajat atau usianya lebih muda. Hal itu untuk memberikan kesan akrab. Sedangkan bahasa Jawa halus dipakai kepada orang yang lebih tinggi posisinya atau lebih tua umurnya dari kita. Termasuk untuk orang yang dihormati.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait