"Belajar hukum itu sesuatu yang menyenangkan bagi saya, tentu awalnya sempat sulit karena banyak hafalan dan itu salah satu yang menjadi kesulitan, tentu adaptasi kemudian ketertarikannya semakin tinggi," ucapnya.
Mimpi menjadi seorang diplomat harus dikubur dalam-dalam oleh Bhre. Kini dia fokus untuk tujuan yang lebih besar, yakni menjadikan Mangkunegaran sebagai wadah bagi seluruh lapisan masyarakat, seperti seniman, akademisi, komunitas hingga masyarakat umum.
Menurutnya, cara tersebut adalah cara efektif untuk menyebarkan berbagai adat budaya Jawa, khususnya yang berada di Mangkunegaran.
"Membawa dampak sosial yang lebih besar kami tidak sendiri, tapi harus bergandengan tangan karena dengan itu kita lebih kuat," ujarnya.
Bhre sepertinya tahu betul apa yang dibutuhkan Mangkunegaran. Anak muda yang pernah menjadi sebagai cucuk lampah (pemimpin kirab) kirab Pusaka-Dalem malam Satu Suro saat SMP sekaligus Founder Mangkunegaran Jazz Festival dan Penanggungjawab renovasi atau pemugaran Pura Mangkunegaran itu, melakukan langkah konkret untuk mewujudkan ambisinya dengan membangun Taman Pracima.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait