Taman yang juga pernah ada pada masa MN VI dan MN VII sekaligus menjadi perwujudan dari konsep yang ia anut, yakni masa lalu tidak hanya untuk dikenal tapi juga dijadikan modal untuk masa kini dan masa depan.
Taman yang baru dibuka untuk umum pada 21 Januari 2023, dibangun berdasarkan kajian, dokumentasi dan dasar-dasar dari sumber primer yang tersimpan di Rekso Pustoko atau perpustakaan Pura Mangkunegaran.
Di dalamnya ada tiga bangunan yang disiapkan yakni Pracimasana, Pracimaloka, dan Pracimawisik. Pracimaloka terletak di sisi barat, sedangkan Pracimawisik di sisi timur pojok taman. Sementara Pracimasana menjadi bangunan utama taman yang terletak di tengah tama
"Bukan hanya menjadi sesuatu yang kami catat tetapi kami kembangkan, menghidupkan kembali di era masa kini. Pracima ini menjadi ruang budaya untuk mempertemukan Mangkunegaran dan masyarakat. Dengan kemasan yang mudah diterima, ini kan masih awal-awal dan ini masih tahap pengenalan. Misalnya kuliner Mangkunegaran, misalnya juga kesenian, busana dan sebagainya. Tapi untuk diawal ini kami akan fokus di makanan dan kesenian," katanya.
Sebagai seorang penerus tahta, seorang anak dan cucu adipati, Bhre hanya ingin membuat kedua orang tuanya dan para pendahulunya merasa bangga dengan apa yang telah ia lakukan untuk Pura Mangkunegaran. Dirinya hanya ingin melakukan yang terbaik untuk warisan yang sudah bertahan ratusan tahun.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait