SOLO, iNews.id – Salah satu mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo sukses mengembangkan bisnis mi ayam goreng. Keberhasilannya membuat dia mendapatkan pendanaan Program Wirausaha Mahasiswa Vokasi (PWMV) dari Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Ditjen Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek.
Mahasiswa itu bernama Muhammad Alfied Pandam Pamungkas yang mengambil Program Studi (Prodi) D-3 Bahasa Mandarin Sekolah Vokasi (SV) UNS. total pendanaan yang diterima Pandam, sapaan akrabnya, mencapai Rp10 juta.
Mahasiswa asal Kabupaten Sukoharjo ini menceritakan jika bisnis mi ayam goreng yang digelutinya sudah dimulai sejak September 2020 lalu. Usaha diberi nama Miyago Naknan yang merupakan singkatan dari Mi Ayam Goreng Enak Tenan. Pandam sudah mulai berjualan mi ayam setelah lulus SMA.
Alasannya cukup sederhana, ia ingin mengisi waktu kosong agar bermanfaat sembari menunggu pengumuman penerimaan mahasiswa baru. Ternyata Miyago Naknan berhasil mendapat respons yang sangat bagus dari masyarakat.
Kini Miyago Naknan tidak hanya tersedia untuk makan di tempat, namun sudah dapat dipesan melalui aplikasi online. Bahkan dari yang semula hanya membuka satu kedai, kini Miyago Naknan sudah mampu membuka cabang.
Miyago Naknan pusat terletak di selatan Jembatan Bacem, tepatnya di Jalan Raya Telukan, Dusun II, Grogol, Sukoharjo. Sedangkan cabangnya di Jalan Mayor Sunaryo Nomor 43 Sukoharjo.
“Akhirnya saya memberanikan diri membuka usaha, pada pelaksanaannya di luar ekspektasi, respons masyarakat bagus dan menyambut produk Miyago dengan baik. Saya berharap dapat memberikan pelayanan dan menciptakan Miyago yang enak tenan atau lezat sekali,” ujar Pandam melalui siaran pers Humas UNS, Selasa (31/8/2021).
Ketika sudah menjadi mahasiswa, dirinya segera bergabung dengan Vokatif, platform kewirausahaan yang diinisiasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) SV UNS sejak tahun lalu. Melalui platform ini, Vokatif memberdayakan mahasiswa wirausahawan atau mahasiswa yang tertarik menjadi wirausaha.
Pandam menyampaikan, mengetahui PWMV juga dari Vokatif. Berawal dari situ, ia memutuskan mendaftar dan menggandeng teman-temannya membangun Miyago Naknan agar dapat tumbuh menjadi bisnis yang besar.
“Saya mengajak Angga dari Mandarin ’20, Thillal dari DKV ’20, dan Faiz dari Komunikasi Terapan ’20. Alhamdulillah, kami mendapatkan bantuan Rp10 juta. Dana itu akan kami manfaatkan untuk pengembangan kedai dan peningkatan skill team,” katanya.
Ia menceritakan, keberhasilan Miyago Naknan mendapat pendanaan dari Kemdikbudristek dimulai dari kesungguhannya saat mendaftar PWMV. Dirinya terlebih dulu harus membuat proposal yang menggambarkan jenis usaha, produk utama, serta rancangan anggaran untuk perjalanan usaha.
“Kurang lebih dua minggu kami melakukan konsultasi dan bimbingan kepada dosen kami, Ibu Dani Putri Septi dan Bapak Maeda Dicky Chandra,” tuturnya.
Setelah melalui berbagai seleksi, Miyago Naknan pada Mei lalu dinyatakan lolos pendanaan PWMV dari Kemdikbudristek. Miyago Naknan bersanding dengan tujuh tim lainnya dari SV UNS yang juga mendapat pendanaan.
Keberhasilan Miyago Naknan dan tujuh tim lainnya yang lolos pendanaan merupakan kebanggaan bagi UNS. Sebab, jumlah tim SV UNS yang berhasil lolos pendanaan PWMV Kemdikbudristek lebih banyak dibanding SV Institut Pertanian Bogor (IPB) dan SV Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Pandam yang tahun ini duduk di semester tiga, membeberkan tips berbisnis di tengah lesunya perekonomian yang berjuang menghadapi pandemi Covid-19. Salah satunya dengan memanfaatkan media sosial.
Tidak bisa dipungkiri, media sosial sangat ampuh dalam mempromosikan dan menjangkau konsumen. Pandam sangat mempelajari hal ini. Ia juga menyampaikan, tips ampuh lainnya membangun bisnis adalah cara berpikir yang kreatif.
“Kiat usaha adalah berpikir kreatif dan tetap mengingatkan masyarakat, reminder melalui media sosial. Tips lainnya adalah kumpulkan niat dan segera action. Jangan kebanyakan merencanakan, karena pelaksanaan jauh berbeda dari apa yang dipikirkan. Lakukan perbaikan dalam keberjalanan bisnis yang dijalankan,” kata Pandam.
Selain itu, dalam berbisnis juga belajar pentingnya keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Hal ini ia pelajari dari Bob Sadino yang merupakan inspiratornya.
"Walau modal bisnis untuk awalannya berasal dari orang tua, pada akhirnya dari keuangan sendiri saya mampu memenuhi pengembangan menu dan cabang,” ucapnya.
Mengenai kendala yang dihadapi, Pandam mengungkapkan Miyago Naknan harus bersaing dengan kompetitor lainnya yang juga menjual mi ayam goreng. Namun, ia berhasil membalikkan kendala tersebut menjadi sebuah peluang.
Ia terus memberikan pemahaman kepada masyarakat selaku konsumen mi ayam goreng bahwa Miyago Naknan adalah mi ayam goreng yang sehat dan ramah di kantong.
“Kami juga mempromosikan Miyago ini melalui beberapa platform, seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan platform pemesanan makanan secara online,” ujarnya.
Pandam mengatakan, dalam sebulan Miyago Naknan mampu mengantongi laba bersih sekitar Rp10 juta. Kini dirinya kini telah mempekerjakan tiga karyawan.
Pandam juga mengaku orang tuanya tidak terbebani lagi soal pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT). Sebab dari keuntungannya berjualan mi ayam goreng, ia sudah mampu membayar UKT sendiri.
“Saya juga berharap ke depan dari pendanaan PWMV Kemdikbudristek, kami dapat menggunakan dana sesuai rencana. 80 persen untuk pengembangan usaha dan 20 persen untuk peningkatan skill team,” katanya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait