Diah Ayu berpose seusai tempail di kelas 73kg angkat besi putri PON XX Papua di Auditorium Uncen Jayapura, Papua, Jumat (8/10/2021). (foto: Antara)

Ada ritual khas yang tampak di diri Diah setiap kali hendak mengangkat barbel. Suara jeritan dari kemarahan serta hentakan kaki kanan terdengar hingga ke tribun penonton.

"Saya teriak biar enggak grogi aja. Semakin saya diam, tangan tuh semakin getar. Semakin saya berteriak keras, semakin saya yakin bahwa saya bisa mengangkat barbel. Semacam mengalahkan diri sendiri musuh terbesar saya," katanya.

Saat tampil di panggung, Diah mengaku selalu berkomunikasi dengan kedua orang tuanya, Susanto dan Farida yang wafat pada 2016 untuk meminta restu.

"Ayah, Ibu.. Diah sedang lomba sekarang. Minta restu untuk kuat," ucap Diah beberapa saat sebelum menaklukkan angkatan clean and jerk 120kg.

Hentakan kaki kanan yang cukup keras di panggung lomba dilakukan atlet kelahiran Jatim pada 3 Juni 1995 itu untuk memastikan bahwa cedera lutut bisa ia taklukan.

"Cedera di lutut saat latihan. Pulih enggak pulih harus bisa. Sakit di lutut saya ini kalah sama keyakinan saya. Kalau tidak dihentakkan, suka terasa sakit," katanya.


Editor : Ahmad Antoni

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network