Sodik tidak memanen cabainya karena tak laku dijual. Dia memilih cabai rawit digunakan untuk pakan ikan di kolam perswawahan. (iNews/Catur Edi Purwanto)

PURBALINGGA, iNews.idHarga cabai di Kabupaten Purbalingga terus anjlok, hanya laku dijual Rp4.000 per kilogram. Bahkan petani mengaku cabai rawit tak laku dijual karena tengkulak menolak membeli.

Hal itu membuat para petani membiarkan cabainya tidak dipanen dan memilih digunakan sebagai pakan ikan di kolam persawahan.

Salah satu sentra tanaman cabai rawit di Desa Karangtalun, Kecamatan Bobotsari. Di desa ini terdapat puluhan hektare tanaman cabai yang pada bulan Agustus ini siap dipanen. Namun, sebelum petani bisa memanennya, justru harga cabai anjlok tak terkendali.

Petani terpaksa membiarkan tanaman cabainya tidak dipanen. Karena untuk memanen perlu biaya tambahan yang menambah beban petani.

Biaya tanam dan ongkos panen yang besar tak sebanding dengan harga jual cabai saat panen. Terpaksa petani membiarkan tanaman cabainya tidak dipanen.

“Tanaman cabai nggak saya panenin karena harga jualnya murah. Untuk perawatannya kan lebih mahal, masalah pupuknya, semprotnya mahal. Jadi saya merasa rugi, mendingan kasih makan ikan,” kata Sodik, petani cabai, Kamis (26/8/2021).

“Kemarin saya jual di pembeli bilang nggak usah dipanen dulu katanya. Jadinya ya sudah nggak dipanen. Sampai busuk ya saya biarkan, buat makan ikan sekalian,” katanya.

Di Desa Karangtalun Purbalingga selama ini mengandalkan tanaman cabai sebagai produk unggulan yang bisa mendatangkan keuntungan besar dibanding tanaman lainya.

Namun sejak satu bulan terakhir, harga cabai terus mengalami penurunan yang berdampak semakin banyaknya petani yang mengalami kerugian.


Editor : Ahmad Antoni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network