Dampak terbesar luapan Sungai Cabean dialami oleh beberapa desa di Grobogan. Seperti kejadian banjir besar setinggi dua meter lebih yang dialami oleh beberapa desa di sekitar tanggul pada tahun 1993 dan 2015, banjir sempat merendam ribuan rumah selama hampir satu bulan sehingga warga terpaksa tidur di pengungsian hingga banjir surut.
Winarno, Sekretaris Desa TajemsariTegowanu mengaku sudah memberitahukan kejadian ini ke BBWS Jateng untuk ditindak lanjuti. namun belum ada respons hingga kondisi tanggul semakin kritis.
“Pembangunan tanggul darurat pada dua bulan lalu yang hanya menggunakan bahan penahan air dengan sak dan bambu tidak mampu menanggulangi derasnya aliran sungai, sehingga tanggul sepanjang 200 meter ini longsor dan menyisakan batas tanggul dengan sawah selebar 50 meter,” katanya.
Tanggul Sungai Cabean ini sudah mengalami longsor dan jebol sebanyak dua kali dan untuk kali ini kondisi tanggul darurat sudah longsor dan sebagian hanyut terbawa arus.
Untuk saat ini petani memilih membiarkan lahan sawah mereka untuk tidak ditanami hingga kondisi tanggul sudah kembali diperbaiki secara permanen.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait