Bagi yang tidak ingin berdesakan, warga rela duduk di luar kompleks makam dan memanjatkan doa. Tokoh masyarakat Kaliwungu yang juga mantan Bupati Kendal Mirna Annisa mengatakan mendatangi makam-makam para wali dan ulama ini untuk menghormati serta mengharapkan berkah.
Warga biasanya datang secara rombongan dan memanjatkan doa di makam kiai guru yang mendirikan Masjid Al Muttaqin Kaliwungu Kendal. “Tradisi syawalan di Kaliwungu ini dijadikan agenda tahunan,” katanya.
“Karena dua tahun syawalan diadakan sekarang sudah diperbolehkan maka para peziarah sejak hari rabu sudah banyak yang datang,” kata Kades Protomulyo, Jumarno.
Sementara, penjabat Sekda Kendal Sugiono berharap tradisi dan budaya warga Kaliwungu ini terus dijaga dan dilestarikan. “Selain bentuk silaturahmi juga mampu membangkitkan ekonomi warga, setelah pandemi karena banyak pedagang yang mengalap berkah dari tradisi ini,” ujarnya.
Penyelenggara kegiatan syawalan Kiai Asroi Tohir menyampaikan pihaknya tetap koordinasi dengan pemerintah daerah agar pelaksanaan tradisi ini bisa berjalan aman dan nyaman.
Sementara ulama Kaliwungu KH Sholahudin Khumaidullah mengatakan tradisi syawalan adalah khaul Kiai Asy’ari atau kiai guru. “Dalam tradisi ini selain pembacaan Alquran juga berziarah ke makam untuk mendoakan,” katanya.
Tradisi syawalan di Kaliwungu ini semakin ramai dan meriah dengan banyaknya pedagang tiban yang menggelar dagangan di kompleks makam dan Alun-alun Kaliwungu.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait