KARANGANYAR, iNews.id - Meski memiliki wilayah luas hingga 17 kecamatan, ternyata Kabupaten Karanganyar hanya memiliki dua armada pemadam kebakaran (Damkar). Sebenarnya ada 4 armada, namun kondisinya sudah tua dan hanya diremajakan pada cat body kendaraan.
Wajar jika damkar sering terlambat datang untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran. Terlebih bila kebakaran terjadi di wilayah yang jauh dari kantor damkar. Kondisi seperti ini sudah terjadi bertahun-tahun. Masyarakat kerap menyalahkan damkar yang sering terlambat datang.
Kondisi minimnya armada pemadam kebakaran itu sangat disadari Bupati Karanganyar Juliyatmono. Menurutnya, dengan jumlah damkar yang dimiliki saat ini dengan jumlah kecamatan masih kurang ideal. Secara bertahap pihaknya akan menambah armada damkar.
Namun armada yang akan ditambah bukan berukuran besar, melainkan berukuran kecil. Sehingga bisa masuk kejalan-jalan yang kecil dan sempit.
"Kalau kurang sih kurang, tapi juga kan perlu hemat. Yang paling dibutuhkan yang kecil-kecil bisa cepat masuk gang-gang," kata Juliyatmono usai peringatan HUT Satpol PP dan Damkar ke-102, Senin (8/3/2021).
Terpisah, Kasi Pemadam Kebakaran Renggo Buwono sependapat dengan Bupati Karanganyar. Menurutnya, sudah waktunya armada kebakaran di Karanganyar ditambah jumlahnya.
Pada tahun 2019, jumlah kebakaran yang terjadi sebanyak 200 kejadian. Dan di tahun 2020, jumlahnya hanya 84 kasus. Dari jumlah tersebut, kebakaran tempat tinggal mendominasi. Di awal 2021 ini saja sudah terjadi 12 kali kebakaran tempat tinggal.
"Pada Januari 8 kasus dan Februari 4 kasus yang rata-rata rumah tangga. Karena itu sudah sangat mendesak kita perlu tambahan alat pemadam kebakaran yang bisa masuk ke gang-gang kecil dan sempit. Semacam power jeep," katanya.
Belum terealisasi pembelian power Jeep meski sangat dibutuhkan dikarenakan harganya masih sangat mahal. Untuk 4 langkah (four wheel drive) mencapai Rp1,2 miliar. "Kalau punya 2 saja sudah sangat membantu,’’ujarnya. Selain penambahan armada kebakaran, penambahan dua pos pemadam seperti halnya Kota Solo yang memiliki 3 pos pemadam sangat dibutuhkan.
Ada dua pos yang harus segera direalisasikan, yaitu satu pos di wilayah timur untuk mengantisipasi kebakaran di hutan di gunung Lawu serta kebakaran di wilayah Karangpandan, Matesih, Tawangmangu. Sedangkan satu pos di wilayah barat untuk mengantisipasi kebakaran hotel dan perumahan.
"Sedangkan induk untuk mengantisipasi wilayah kebakaran Karanganyar sendiri, Jaten, Kebakkramat, Mojogedang, dan wilayah Kecamatan Jatiyoso, Jatipuro, Jumantono, Jumapolo dan Jenawi," ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait