Warga Dusun Kolilo, Desa Sendangcoyo, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang saat antre mengambil air. Foto: iNews/Musyafa Musa.

REMBANG, iNews.idKekeringan melanda Dusun Kolilo, Desa Sendangcoyo, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Warga yang berada di puncak pegunungan Lasem tersebut sudah kesulitan air bersih di awal musim kemarau.

Dusun Kolilo merupakan salah satu daerah yang lokasinya tertinggi di Kabupaten Rembang. Dari wilayah ini, hamparan dataran rendah, maupun pesisir pantai utara Jawa dapat dilihat. Kanan-kiri dusun diapit hutan lindung yang cukup lebat, dengan panorama keindahan alam yang memukau. 

Namun siapa menyangka, masyarakat Dusun Kolilo sejak awal Mei 2021 kemarin sudah menghadapi kesulitan air bersih cukup parah meskipun terhitung baru awal musim kemarau. Dusun yang dihuni sekitar 70 kepala keluarga (KK), mengandalkan sumber air dari sungai tengah hutan yang dialirkan menuju bak-bak penampungan. 

Untuk mendapatkan air bersih satu jeriken, warga setempat harus rela antre berjam-jam. Antrean jeriken yang ditunggui anak-anak hingga orang dewasa, menjadi pemandangan yang biasa. Bahkan kondisi semacam ini ternyata sudah terjadi sejak Januari lalu.

Seorang warga Dusun Kolilo, Tonah mengaku antre menaruh jirigen saat Subuh dan baru memperoleh giliran mengambil air sekitar pukul 11.00 WIB. Saat tengah malam, antrean air masih ramai. Waktu untuk tidur diabaikan demi air. Karena air sangat berharga, Tonah dan keluarganya mandi sekali dalam sehari agar lebih hemat. 

“Kebutuhan paling banyak untuk mandi, nyuci dan masak. Harapannya ke depan kondisi ini tidak berlarut-larut,” kata Tonah, Rabu (19/5/2021). 

Sulastri, warga lainnya menceritakan, meskipun banyak pepohonan namun kampungnya sulit sumber air. Beberapa kali warga maupun pihak desa melakukan pengeboran sampai kedalaman ratusan meter, namun keluar air. Bahkan alatnya sampai lepas tertinggal di dalam tanah, sehingga pengeboran dihentikan ketika bulan puasa kemarin.

“Kedalaman 150 meter belum dapat air, ini alatnya malah putus, kecepit di dalam. Jadi berhenti tidak dilanjutkan,” kata Sulastri.

Bagi warga yang tidak sabar antre, mereka biasanya mengambil air ke dusun tetangga dengan naik sepeda motor, melewati jalan terjal berjarak sekira 3 kilometer. Meski setiap hari menghadapi kesulitan air, namun masyarakat tetap bertahan tinggal di kampung halaman.

“Lha mau pindah ke mana, sudah terlanjur di sini menetap sama keluarga. Susah senang ya di sini,“ kata tokoh warga Dusun Kolilo, Nyuwadi. 

Untuk menuju Dusun Kolilo yang berada di puncak perbukitan, membutuhkan perjuangan ekstra apabila armada truk tangki ingin memasok bantuan air. Namun bantuan seperti itu sifatnya jangka pendek. Warga berharap ada solusi dengan mengoptimalkan sumber air di luar kampung yang bisa ditarik masuk ke Dusun Kolilo.

Kepala Desa Sendangcoyo, Kecamatan Lasem, Dwi Sukamdi mengaku sudah berupaya melakukan pengeboran sumur melalui anggaran desa tahun 2019 dan 2020. Namun diakuinya, belum bisa tuntas karena kendala teknis di lapangan.

“Termasuk pipa bor putus. Selain Kolilo, yang masih susah air di Dusun Lorog dan Mentoro. Kalau tahun 2021 ini tidak ada pemangkasan anggaran lagi,  kami upayakan pengeboran di Dusun Mentoro,” ucapnya. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network