2 Pakar Kesehatan UNS Solo Luncurkan Buku Bahas Tuberkulosis Laten
Ketua Tim Kerja Tuberkulosis (TB) Kemenkes, dr Tiffany Tiara Pakasi menjelaskan mengenai tiga masalah besar yang dihadapi Indonesia dalam memerangi kasus TB. Pertama, Indonesia saat ini menduduki peringkat 2 dunia berdasarkan perkiraan jumlah kasus TB di dunia.
“Kedua, minum obat TB perlu waktu yang lama dan konsisten. Kadang, pasien di tengah-tengah pengobatan sudah merasa sehat, sehingga tidak melanjutkan minum obat. Ini yang perlu kita ingatkan lagi ke masyarakat untuk menyelesaikan pengobatan. Kita juga masih punya masalah infeksi TB laten yang kalau tidak segera diselesaikan bisa menjadi TB aktif dan akan terus berjalan menjadi lingkaran setan,” ujar Tiffany.
Perwakilan Perhimpunan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia, dr Lily Sri Wahyuni Sulistyowati mengatakan, TB laten dapat menjadi salah satu faktor penularan. Ia berharap melalui temuan ini dapat menurunkan jumlah kasus TB di Indonesia.
Konsil Kedokteran Indonesia, dr Vonny Nouva Tubasgu menjelaskan, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang, termasuk juga ilmu kedokteran.
“Saya menyambut gembira adanya biomarker Tb laten ini. Saya berharap, dengan pemeriksaan ini bisa lebih akurat, sensitif, dan bisa digunakan untuk menjangkau masyarakat luas. Harapannya, jika jangkauan luas, bisa lebih signifikan dalam menurunkan penularan TB di Indonesia,” ucap Vonny.
Editor: Ary Wahyu Wibowo