get app
inews
Aa Text
Read Next : Hujan Ekstrem Bakal Landa Jateng Sepekan ke Depan, Ini Imbauan BMKG

30 Kabupaten-Kota di Jateng Tetapkan Siaga Darurat Kekeringan dan Kebakaran Hutan

Selasa, 23 Juli 2024 - 20:57:00 WIB
30 Kabupaten-Kota di Jateng Tetapkan Siaga Darurat Kekeringan dan Kebakaran Hutan
Puluhan kabupaten dan kota di Jawa Tengah menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan dan karhutla. (Foto: Dok.iNews)

SEMARANG, iNews.id – Sebanyak 30 kabupaten dan kota di Jawa Tengah menetapkan status siaga darurat kekeringan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sedangkan lima kabupaten/kota lainnya masih aman dari bencana kekeringan.

Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana menjelaskan, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun 2024 ini akan lebih basah dan pendek dibandingkan kemarau tahun 2023. Puncak musim kemarau tahun 2024 berada di bulan Juli.

Meski demikian, kata Nana, Pemprov Jateng tetap mengambil langkah-langkap untuk mengantisipasi bencana kekeringan tersebut. 

Upaya itu meliputi menerbitkan surat edaran tentang antisipasi bencana kekeringan serta karhutla tahun 2024, rapat koordinasi dengan stakeholder, serta melakukan pendataan kesiapan sarana dan prasarana wilayah kabupaten/kota.

"Tiap tahun kita menghadapi kekeringan dan musim hujan. Dalam menyikapi ancaman kekeringan, maka kita lakukan rapat koordinasi ini untuk persiapan lebih dini," kata Nana usai Rapat Koordinasi Siaga Kekeringan bersama BNPB di Kota Semarang, Selasa (23/7/2024).  

Dia mengungkapkan, per 22 Juli 2024, upaya penyaluran air bersih sudah dilakukan di 10 kabupaten/kota di Jateng. Rinciannya, 25 kecamatan dan 33 desa terdampak kekeringan, dengan total penerima air bersih sejumlah 8.637 KK/26.725 jiwa.

Nana mengimbau bupati/wali kota di Jateng meningkatkan kewaspadaan bencana kekeringan dan karhutla, memetakan daerah rawan bencana serta melakukan langkah-langkah strategis penanganan.  

Selain itu, lanjut dia, pemerintah daerah juga diminta memanfaatkan embung, membuat sumur bor, memantau ketersediaan air bersih, mendistribusikan air bersih bagi masyarakat terdampak bencana kekeringan, melarang aktivitas penggunaan bahan yang mudah menimbulkan percikan api/kebakaran.

"Ini perlu ada komunikasi dengan instansi terkait lainnya. Tidak mungkin pemerintah bekerja sendiri dalam menangani bencana," katanya.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, mulai pekan ketiga Juli 2024, curah hujan di Jawa Tengah hanya 50 mm. Situasi tersebut menunjukkan sudah masuk musim kemarau.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut