7 Kerajaan Buddha Terbesar di Indonesia yang Berjaya di Masa Lampau
5. Kerajaan Kediri
Kerajaan Buddha terbesar di Indonesia berikutnya ada Kerajaan Kediri dengan corak Hindu-Buddha yang berdiri di Jawa Timur pada abad ke-12. Melansir buku ‘Arsitektur Kuno Kerajaan-Kerajaan Kediri, Singasari & Majapahit di Jawa Timur Indonesia', kerajaan ini muncul pada tahun 1222 Masehi karena Raja Airlangga membagi kekuasannya menjadi dua bagian, yakni Jenggala atau Kahuripan dan Kediri yang juga dikenal dengan Panjalu.
Keduanya masih masuk dalam wilayah Mataram Kuno. awalnya, Kerajaan Jenggala masih jauh lebih baik dan menonjol jika dibandingkan dengan Kediri. Namun seiring berjalannya waktu, tidak ada informasi lagi mengenai persaingan keduanya, dan Kediri yang lebih banyak menjadi bahasan.
Ada pun pusat kekuasaan Kerajaan Kediri berada di tepian Sungai Brantas yang saat itu merupakan jalur pelayaran ramai. Beberapa nama rajanya yang terkenal adalah Jayabaya, Prabu Sarwasera, Srengga Kertajaya, dan Kertajaya. Jayabaya, adalah Raja Kediri yang memerintah di tahun 1135 yang memiliki kemampuan untuk meramal. Contohnya ramalannya adalah keberadaan kereta yang berjalan tanpa kuda atau mobil, Jawa akan berkalung besi atau rel kereta api, dan perahu terbang di atas angkasa atau pesawat luar angkasa serta pesawat terbang.
6. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Buddha Terbesar di Indonesia, Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terkenal di Nusantara yang bercorak Hindu-Buddha di tahun 1293 Masehi. Dalam Jurnal Pendidikan dan Pengembangan Arkeologi (2012) dengan tema ‘Agama dan Pendidikan Agama pada Masa Majapahit’, Majapahit menjadi kerajaan terbesar dan terakhir di pulau Jawa dan berdiri selama kurang lebih 4 abad.
Agama Buddha dan Siwa menjadi agama resmi Majapahit dengan 2 pejabat keagamaan yang ada, yakni dharmadhyaksa ring kasaiwan dan dharmadhyaksa ring kasogatan. Mahapatih Gajah Mada adalah sosok terkenal dari kerajaan ini. Bersama Raja Hayam Wuruk, ia mampu membawa kejayaan bagi Kerajaan Majapahit dengan memperluas daerah kekuasaan dan memperkuat armada perang. Rakyat Majapahit juga hidup dalam kemakmuran dan rasa toleransi tinggi.
Editor: Ary Wahyu Wibowo