Apresiasi Program Tuku Lemah Oleh Omah, Masyarakat Jateng: Bersyukur, Rumah Gratis dari Pak Ganjar

"Bila harus rumah beli sendiri ya sangat kerepotan, karena malah belum berpikir ke arah sana. Jujur kerjaan saya kuli bangunan, untuk sehari-hari saja susah. Ya belum sempat kepikiran ke situ ya. Dibilang berat, ya berat," kata Ngaliman yang berprofesi sebagai tukang ini.
Selain sebagai tempat tinggal sehari-hari, sejumlah penerima bantuan "Tuku Lemah Oleh Omah" memanfaatkan rumah bantuan itu sebagai tempat produksi usaha.
Misalnya, Lili Hoiliyah, perempuan 31 tahun ini memanfaatkan rumahnya sebagai tempat produksi kerajinan alis mata. Dia bisa membantu memenuhi kebutuhan keluarga, serta untuk mengisi waktu luang sembari mengawasi dua anaknya.
"Kayak gini kesehariannya. Kadang bikin wig, sekarang bikin idep (alis). Terima kasih Pak Ganjar. Terima kasih banget. Hanya untuk mengisi waktu, daripada bengong-bengong," kata Lili.
Hal yang sama juga dilakukan, Naimatun Hidayah. Penerima manfaat program Tuku Lemah Oleh Omah ini memanfaatkan rumahnya sebagai tempat produksi kerajinan rambut tiruan atau wig. Dalam seminggu, dia bisa menghasilkan sekitar Rp200.000.
"Sekarang saya punya usaha bikin wig. Sedikit-sedikit bisa membantu suami. Pendapatan paling ya Rp200.000 per minggu. Sekarang setelah punya rumah sendiri bisa nabung," katanya bangga.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto