get app
inews
Aa Text
Read Next : Tak Menyeramkan, Begini Serunya Parade Hantu di Saloka Park Semarang

Asal Usul Rawa Pening, Baru Klinthing dan Misteri Cabut Lidi yang Menewaskan Warga Desa

Minggu, 27 Maret 2022 - 17:35:00 WIB
Asal Usul Rawa Pening, Baru Klinthing dan Misteri Cabut Lidi yang Menewaskan Warga Desa
Suasana di Rawa Pening, Kabupaten Semarang. Asal usul Rawa Pening hingga kini masih menyimpan misteri dicabutnya lidi hingga mewaskan seluruh penduduk desa. (Dok/Angga Rosa)

“Pergi kau pengemis kecil dasar jorok dan bau! Makanan di perutku dapat dimuntahkan kalau terus melihatmu! Sana pergi mengemislah di tempat lain. Di sini tidak ada tempat untukmu!,” bentak salah satu warga dan mengayunkan tongkat pada Baru Klinthing.  Air mata jatuh membasahi pipinya yang tirus. Sungguh kejam perbuatan penduduk Desa Pathok. Mereka memang orang kaya, namun hati dan perangainya sangatlah miskin, jauh dari sifat dermawan yang belas kasih.

Di tengah keputus asaannya, Baru Klinthing tiba di sebuah rumah sederhana salah seorang penduduk desa yang bernama Nyi Latung. “Masuklah ke rumahku, Nak. Jangan menangis di luar seperti itu. kalau kau lapar, Nenek punya sedikit makanan untukmu,” pinta Nyi Latung dan menggandeng Baru Klinthing dengan lembut untuk masuk ke dalam rumahnya. Baru Klinthing menceritakan kejadian yang dia alami dengan penduduk desa.

“Nenek paham perasaanmu, Nak. Penduduk Desa ini memang terkenal tamak serta sombong. Sifat mereka semakin menjadi-jadi. Nenek coba mengingatkan mereka namun malah dikucilkan. Tetapi tidak apa-apa, Nenek tidak marah. Suatu hari Tuhan pasti membalas perbuatan mereka,” jelas Nyi Latung sambil menyiapkan hidangan sederhana untuk Baru Klinthing. Seperti nasi, sayur lodeh dan tempe goreng.

Meskipun tidak mewah, Baru Klinthing tetap menikmati hidangan itu. Setelah selesai makan serta istirahat secukupnya, ia pamit pada Nyi Latung yang tinggal seorang diri. Sebelum pergi Baru Klinthing berpesan pada Nyi Latung untuk naik ke lesung dan menyiapkan kayuh kalau tiba-tiba terdengar suara kentongan yang bertalu-talu.

Nyi Latung mendengarkan pesan itu karena ia tahu bahwa anak kecil yang ditolongnya bukan anak biasa. Baru Klinthing lalu pergi ke lapangan desa ketempat para penduduk berpesta. Di tengah kerumunan orang banyak, dia menancapkan sebuah batang lidi lalu menantang siapa yang bisa mencabutnya.

“Di kantung yang sedang aku genggam ini, terdapat puluhan keping uang emas yang akan aku berikan untuk siapa saja yang bisa mencabut lidi di hadapanku ini,” kata Baru Klinthing lantang, membuat mata semua orang terbelalak kaget ternyata pengemis kecil yang  diusir tadi mempunyai banyak kekayaan.

Karena rasa tamak serta rakusnya, para penduduk desa mulai maju satu persatu guna mencabut lidi yang ditancapkan oleh Baru Klinthing. Tetapi sampai orang terakhir, tidak ada satu pun orang yang berhasil. Bahkan walau dicabut beramai-ramai, mereka masih tetap gagal.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut