Awak Angkutan Umum Desak Pemerintah Kucurkan Bantuan Langsung Tunai

SEMARANG, iNews.id – Awak angkutan umum di Kabupaten Semarang meminta pemerintah memberi bantuan langsung tunai (BLT) menyusul nasib mereka yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Sejak pandemi pendapatan mereka anjlok akibat sepinya penumpang.
Semenjak pandemi, trayek bus antarkota dalam provinsi (AKDP) jurusan Semarang-Solo dan angkutan umum lainnya di Kabupaten Semarang sepi penumpang. Dampaknya para awak angkutan umum kini kesulitan hidup layak. Atas dasar itu, mereka berharap pemerintah bisa memberikan bantuan langsung tunai.
"Saya tidak punya pekerjaan selain nyopir. Padahal sekarang, sepi penumpang, kerja seharian belum tentu bawa hasil. Saya berharap ada bantuan dari pemerintah untuk kami," ucap Edi (45) sopir bus AKDP di Terminal Bus Bawen, Rabu (11/8/2021).
Dia mengatakan, selama ini belum pernah menerima bantuan dari pemerintah desa. Sebab dirinya tidak terdaftar dalam daftar penerima bantuan.
"Dulu saat kondisi usaha transportasi umum masih baik, saya dianggap mampu. Karena itu, saya tidak masuk daftar penerima bantuan. Tapi sekarang kondisinya berbeda dan kami berharap pemerintah bisa memperhatikan nasib para awak angkutan," ujarnya.
Hal yang sama juga dialami oleh sejumlah sopir angkutan umum di Salatiga. Salah seorang sopir angkot Yuliyanto (52) menuturkan, semenjak masa pandemi jumlah penumpang anjlok. Bahkan untuk mencari setoran sebesar Rp40.000 per hari sangat sulit.
"Jangankan cari bayaran (gaji), cari setoran saja susah didapat. Kerja dari pagi sampai sore, dapat uang untuk beli BBM (bahan bakar minyak), operasional dan setoran saja sudah bagus," kata Yuliyanto di Terminal Tingkir.
Untuk menghemat biaya operasional, sopir harus jeli dalam menjalanka armada. Jika penumpang sepi sekali, mereka memilih pulang dengan pendapatan seadanya.
Editor: Ary Wahyu Wibowo