Banjir Luapan Sungai Bengawan Solo, 1.700 KK di Sukoharjo mengungsi
SUKOHARJO, iNews.id – Sekitar 1.700 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Sukoharjo mengungsi akibat banjir luapan Sungai Bengawan Solo. Para pengungsi berasal dari 11 desa yang ada di sepanjang aliran sungai.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Ariyanto Mulyatmojo mengatakan, Dusun Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan Grogol menjadi daerah pertama yang melaporkan terdampak banjir luapan Bengawan Solo sejak Rabu (15/2/2023).
Status Sungai Bengawan Solo terus naik menjadi siaga merah mulai Kamis (16/2/2023) dan meluap. Banjir meluas di Kecamatan Grogol dimana warga terdampak meminta bantuan evakuasi dari BPBD.
"Ada satu desa di Kecamatan Baki, tujuh desa di Kecamatan Grogol dan tiga desa di Kecamatan Mojolaban yang sampai saat ini masih mengevakuasi warga terdampak," kata Ariyanto, Jumat (17/2/2023).
Menurut dia, warga mengungsi di lokasi aman yang disediakan masing-masing desa. Sedang pasokan logistik dipenuhi dengan membuka dapur umum di balai desa dan tim kesehatan dari puskesmas setempat.
Potensi banjir masih mungkin terjadi dengan adanya peringatan dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), bahwa wilayah Sukoharjo dan sekitarnya masih status siaga merah.
"Kondisi tinggi muka air (TMA) Bengawan Solo belum turun sampai Jumat siang," ujarnya.
Dari keseluruhan wilayah, Dusun Nusupan, Kadokan dan Desa Gadingan di Mojolaban mengalami dampak paling parah. Sekitar 70 KK korban banjir di Nusupan bahkan terisolasi. Ketinggian air yang masuk permukiman warga antara 1-2 meter.
Tim tanggap bencana menggunakan perahu karet mengirim bantuan logistik ke lokasi pengungsi. Sedangkan upaya evaluasi warga di Desa Madegondo dan Desa Gadingan masih terus dilakukan. Tim evakuasi mendapat bantuan personel dari TNI dan Polri.
Editor: Ary Wahyu Wibowo