get app
inews
Aa Text
Read Next : Gempa Hari Ini Magnitudo 3,6 Guncang Solok Sumbar

BMKG: Banjir di Jeruklegi Cilacap akibat Gangguan Cuaca

Rabu, 21 Juli 2021 - 17:15:00 WIB
BMKG: Banjir di Jeruklegi Cilacap akibat Gangguan Cuaca
Banjir merendam wilayah Kecamatan Jeruklegi Cilacap akibat gangguan cuaca. (iNews/Heri Susanto)

CILACAP, iNews.id - BMKG menyebut banjir yang merendam sejumlah wilayah Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, disebabkan oleh gangguan cuaca yang berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan. Gangguan cuaca bersifat regional.

"Wilayah Kabupaten Cilacap secara keseluruhan sebenarnya telah memasuki musim kemarau. Akan tetapi saat ini terdapat gangguan cuaca bersifat regional yang berdampak terhadap peningkatan curah hujan," Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meterologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo, Rabu (21/7/2021).

Berdasarkan informasi dinamika atmosfer pada tanggal 21 Juli 2021 yang berpengaruh terhadap curah hujan khususnya di Jateng, antara lain perbedaan nilai anomali suhu permukaan laut tersebut disebut sebagai Dipole Mode Indeks (DMI).

Jika DMI positif umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, sedangkan DMI negatif (-) berdampak pada meningkatnya curah hujan di Indonesia bagian barat.

"DMI dianggap normal ketika nilainya negatif 0,4 hingga positif 0,4. Saat ini, DMI terpantau negatif 0,46, sehingga suplai uap air dari wilayah Samudra Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat signifikan. Dengan kata lain, aktivitas pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian barat signifikan," katanya.

Selain DMI, kata dia, keberadaan Madden Julian Oscillation (MJO) di Kuadran 5 (Indian Ocean/Samudra Hindia, netral) sehingga berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Menurut dia, gangguan cuaca lainnya berupa gelombang atmosfer Rossby Ekuator di atas wilayah Jawa, Lampung, Kalimantan Utara, dan Sulawesi bagian utara, sedangkan gelombang atmosfer tipe Low Frequency berada di atas wilayah Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

"Saat ini juga terdapat anomali suhu permukaan laut (sea surface temperature/SST) dengan nilai SST anomali berkisar 1-3 derajat Celcius. Kondisi tersebut mengakibatkan adanya potensi penguapan atau penambahan massa uap air," katanya.

Oleh karena adanya gangguan cuaca tersebut, Teguh mengatakan sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga ekstrem pada Selasa (20/7) malam hingga Rabu (21/7) pagi.

Dalam hal ini, curah hujan di Adipala tercatat 46 milimeter, Maos 55 milimeter, Binangun 51 milimeter, Gandrungmangu 70 milimeter, Kawunganten 165 milimeter, dan Tunggul Wulung 64 milimeter.

"Curah hujan tertinggi atau ekstrem (di atas 150 milimeter, red.) terpantau di Kawunganten. Konsentrasi hujannya di wilayah Jeruklegi dan Kawunganten. Banjir di Jeruklegi juga akibat luapan sungai, sehingga kalau enggak dibarengi dengan hujan lebat di wilayah hulu, mungkin banjirnya tidak seperti itu," katanya.

Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau warga Cilacap dan sekitarnya untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor karena gangguan-gangguan yang bersifat regional tersebut berpotensi terjadi minimal selama tiga hari.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut