Dirinya merupakan takmir masjid merupakan periode keempat. Sehingga, bubur India ada sudah 100 tahun lamanya. "Dari musafir India itu," ungkapnya.
Bahan baku bubur India datang sendirinya dari masyarakat. "Anak-anak mereka tahu, dan sampai generasi sekarang sesuai kemampuan masyarakat," katanya.
Untuk menjaga tradisi, proses memasak Bubur India menggunakan bahan bakar kayu agar bara api stabil. Karena tungkunya terbuat dari tembaga. "Pernah menggunakan gas, tapi bisa maksimal apinya dan tidak jadi," ujar dia.
Selain Bubur India, di Masjid Jami Pekojan juga menyediakan takjil lainnya, seperti buah-buahan, kurma, teh, kopi, susu putih, dan susu coklat.
Dulu ada air zam-zam, kata dia, tapi yang datang orang banyak. Dikiranya air biasa. Malah jadi mubazir. "Akhirnya kurma, buah-buahan, dan minuman ini," ujarnya.
Dia mengakui tahun 2020, sempat berhenti lama pandemi dua tahun ini. "Kalau malam hari selikuran (21) ke atas, kita menyediakan nasi pada malam hari," katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Follow Berita iNewsJateng di Google News