Cerita Horor Pendaki di Gunung Lawu, Dihantui Pedagang Berlidah Panjang dan Mata Melotot
Ryan menjawab kalau buah salak itu didapat dari rombongan yang mereka temui. Namun Adi dan Putra tidak percaya sama ucapan Ryan. Akhirnya perdebatan buah salak yang didapat Ryan tidak mereka teruskan.
Ketigannya memilih untuk tetap kompak dan melanjutkan kembali perjalanan menuju Bupakan Menjangan. Setibannya di Bupakan menjangan, mereka pun segera mendirikan tenda.
Namun rupanya anggapan Ryan bila di bulak peperangan sangat jarang ada pendaki, rupanya keliru. Di lokasi itu ada empat tenda milik pendaki yang sudah terlebih dahulu berdiri. Setelah tenda selesai, mereka pun langsung memilih untuk beristirahat. Tepat jam 23.00 WIB, Ryan terbangun karena mendengar suara ribut di luar tenda.
Ryan menduga ada tim rescue yang tengah mengevakuasi pendaki melintas. Ryan berusaha membangunkan kedua temannya. Namun kedua rekannya itu tidak bangun. Karena penasaran, Ryan keluar tenda.
Saat keluar tenda, Ryan melihat ada api unggun dan orang lalu lalang. Setelah diperhatikan seperti pasar dengan berbagai macam dagangan. Dan di saat tengah memperhatikan orang berjualan, Ryan terkejut saat melihat nenek yang menawari dirinya buah di stasiun Solo Jebres ada di situ.
Dan saat melihat Ryan, nenek itu memberikan salak pada Ryan. Saat memberi salak, nenek itu berkata kembali seperti apa yang diucapkan di stasiun. Begitu salak diterima oleh Ryan, dan salak itu hendak dimakan, tiba-tiba api itu mati dan berganti menjadi obor yang sangat banyak. Dan saat itu juga, para pedagang menatap tajam ke arah Ryan.
Karena takut, Ryan pun membuang salak dan berjalan mundur ke dalam tenda. Saat hendak sampai di tenda, tiba-tiba wajah pedagang itu berubah menyeramkan. Ada yang lidahnya panjang, matanya melotot dan ada yang menenteng kepala.
Editor: Ahmad Antoni