get app
inews
Aa Text
Read Next : Kuota Haji 2026 Sebanyak 221.000 Jemaah, 92 Persen Reguler 8 Persen Haji Khusus 

Cerita Jemaah Umrah di Masa Pandemi: Lebih Khusyuk, meski Harus Keluar Biaya Tambahan

Selasa, 03 November 2020 - 12:00:00 WIB
Cerita Jemaah Umrah di Masa Pandemi: Lebih Khusyuk, meski Harus Keluar Biaya Tambahan
Ibadah umrah (Foto: AFP)

Jika biasanya masing-masing biro umrah memiliki mutawif (pemandu haji/umrah) yang notabene orang Indonesia yang tinggal di Saudi. Pada umrah era kenormalan baru ini rombongan langsung dipegang oleh mutawif asli Saudi. Artinya, jika ia membawa mutawif sendiri dari Indonesia, maka biayanya juga bertambah.

Selain itu, Saudi baru mengizinkan hotel bintang 5 yang diperbolehkan untuk ditinggali jemaah umrah selama di sana. Kebijakan tersebut mengacu pada hotel mesti menyediakan 10 persen dari kapasitas total kamarnya untuk berjaga-jaga jika ada jemaah yang suspek atau pun positif Covid-19.

Selain itu, sebelumnya 1 kamar boleh diisi sebanyak 4 orang, kini hanya 2 orang. Padahal paket umrah reguler dengan harga terjangkau biasanya menggunakan hotel bintang 3 atau pun bintang 4 sebagai tempat menginap. Maka dari itu, biaya umrah bakal naik seiring hanya diperkenankannya hotel bintang 5 ditempati para jemaah.

Ini masih ditambah komponen biaya lain untuk asuransi umrah. Nantinya, jemaah setelah menjalani umrah kemudian tes usap lagi dan hasilnya positif Covid-19, ia bisa mengklaim asuransi hingga Rp30 juta.

Sesampainya di Saudi, mereka tak boleh langsung menjalankan umrah. Rombongan harus menjalani karantina di hotel selama tiga hari. Makanan disajikan berbentuk boks diantar langsung ke kamar. Saat check in, mereka juga tak boleh lama-lama di lobi.

Tak pelak, rombongan harus membayar dam (denda) karena masuk Mekkah tanpa berihram dan mesti menjalani karantina terlebih dahulu. Kemungkinan besar pekan depan, mereka diperbolehkan ke Madinah. Setelah karantina usai, jika hendak melakukan umrah dan salat di Haramain harus mendaftar melalui aplikasi Eatmarna.

“Umrah di era pandemi ini kuncinya sabar dan mandiri karena biro tidak bisa menangani jemaah sepenuhnya. Sebenarnya saya nyaman malahan, tawaf atau pun di Raudah nanti enggak didesak-desakan, tertib, dan manusiawi sehingga ibadah lebih khusyuk, meski harus mengeluarkan biaya tambahan,” katanya.

Retno menggarisbawahi umrah di masa pandemi memang membuat calon jemaah harus mengeluarkan biaya tambahan hingga 70 persen dari biaya reguler. Ini sebagai konsekuensi mereka mesti menjalani tes usap dua kali, penginapan hotel bintang 5, armada pengantar, hingga ada asuransi Covid-19.

“Kami di Hajar Aswad mendata calon jemaah yang memenuhi syarat dan mau dengan ketentuan-ketentuan baru ini kami tawarkan untuk berangkat umrah. Jadwal berangkat 6 November atau 15 November,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Pengusaha Biro Ibadah Umrah dan Haji Indonesia (Perpuhi) Solo, Her Suprabu, mengatakan ibadah umrah untuk warga negara asing memang sudah dibuka awal November ini. Namun demikian, umrah masa pandemi berlaku sejumlah syarat khusus.

“Ketentuan khusus ini soal umur, tes usap, ada karantina, dan sebagainya. Banyak calon jemaah yang menanyakan, tapi ya kalau mau mereka harus memenuhi syarat tersebut,” katanya.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut