Cerita Mistis Sendang Growong yang Dikenal Angker Kini Jadi Tempat Ziarah
WONOGIRI, iNews.id – Gua Maria Sendang Ratu Kenya di Paroki Santo Ignasius Danan, Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, menyimpan cerita mistis. Masyarakat setempat mengenal tempat ini sebagai Sendang Growong (gua yang memiliki ruangan besar di sebelah dalamnya).
Cerita Sendang Growong selalu dikaitkan dengan sarang makhluk halus yang mengganggu warga setempat. Cerita dari umat paroki yang sudah sepuh (tua), dahulu misalnya ada orang yang mencari rumput di daerah ini akan sakit-sakitan dan hewan yang memakan rumput biasanya mati.
Sebelum dijadikan tempat ziarah Bunda Maria, gua ini dikenal angker, karena diyakini sebagai tempat tinggal Setan Besil.
Setan itu berhasil diusir berkat doa Novena Sembilan Hari yang dilakukan oleh umat Katolik setempat yang dipimpin oleh Petrus Suhirman, seorang atekis yang tinggal di Dusun Ngampohan.
“Doa Rosario Sembilan Hari itu melibatkan 12 warga lain yang sudah menjadi Katolik dan calon baptis. Yang sudah dibaptis menjadi Katolik adalah Petrus Suhirman, AY Suratman, YB Suwardi,” seperti dikutip dari akun Facebook Gua Maria Sendang Ratu Kenya, Kamis (2/9/2021).
Sisanya adalah calon baptis (Saijo, Saijan, Jaino, Maino, Sayem, Marsinah, Minem, Soni dan Sanem). Mereka berdoa selama sembilan hari berturut-turut pada jam yang sama dan dengan cara yang sama pula.
Selama berdoa mereka mengenakan rosario, gambar Bunda Maria dan obor berbentuk salib dengan lima buah sumbu yang menyala. Obor itu melambangkan penderitaan Tuhan Yesus di Kayu Salib.
Gambar Bunda Maria dilukis oleh H Sutarno pada selembar kertas padalarang. Doa Rosario Sembilan Hari itu di mulai tanggal 22 April 1957 di rumah Petrus Suhirman di Dusun Ngampohan pada pukul 19.00 WIB.
Mereka berarak menuju Dhanyangan Growong dengan urutan sebagai berikut: gambar Bunda Maria, obor, para calon baptis, umat yang telah dibaptis dan Petrus Suhirman sebagai pemimpin.
Setibanya di gua, mereka memanjatkan doa dengan ujub untuk mengusir makhluk halus. Para peserta juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan doa spontan. Seusai doa, mereka kembali berarak sambil berdoa Rosario menuju kediaman Petrus Suhirman.
Acara doa berakhir sekitar pukul 21.00 WIB. Sejak hari pertama hingga hari keenam, tidak terjadi keanehan selama mereka berdoa. Namun pada hari ketujuh, mereka menyaksikan suatu mukjizat.
Ketika mereka sedang berdoa, tiba-tiba muncul bola api sebesar periuk dari dalam sebatang pohon unut yang bergerak cepat meninggalkan Dhanyangan Growong menuju ke arah selatan dan barat.
Seketika itu juga terdengar suara jerit tangis dan rintihan misterius berkali-kali aduh panase, ayo lunga (aduh panasnya, ayo pergi).
Editor: Ahmad Antoni