get app
inews
Aa Text
Read Next : Kebakaran Hebat Pabrik Ban di Semarang, 1 Orang Luka Bakar

Demo Tuntut Perbaikan Fasilitas, Siswa SMK Pelayaran Menangis Histeris

Kamis, 10 Januari 2019 - 16:01:00 WIB
Demo Tuntut Perbaikan Fasilitas, Siswa SMK Pelayaran Menangis Histeris
Ratusan siswa SMK Pelayaran Wira Samudera menangis histeris saat berunjuk rasa di halaman Yayasan Pendidikan Pembangunan (YPP) Jalan Kokrosono 70, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (10/1/2019). (Foto: Sindonews/Ahmad Antoni)

SEMARANG, iNews.id - Ratusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelayaran Wira Samudera menangis histeris saat berunjuk rasa di halaman Yayasan Pendidikan Pembangunan (YPP) Jalan Kokrosono 70, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (10/1/2019). Mereka menuntut perbaikan fasilitas sekolah yang tak kunjung terealisasi.

Para siswa tak kuasa menahan tangis saat sejumlah rekannya berorasi menuntut perbaikan fasilitas dari pihak sekolah. Apalagi, beberapa waktu lalu ruang laboratorium praktik mereka dibongkar pihak sekolah tanpa ada kejelasan kapan akan dibenahi.

"Kami sekolah selama ini sudah memenuhi kewajiban sebagai siswa di sini. Namun kami belum menerima fasilitas yang baik, layak dan sesuai standar yang telah ditetapkan," kata salah seorang perwakilan siswa kelas III, Ahmad Arifin, Kamis (10/1/2019).

Unjuk rasa dilakukan terkait rencana pembangunan ruangan baru pada 2017 lalu. Pembangunan tersebut telah mengorbankan ruang laboratorium yang dibongkar. Namun hingga kini, belum ada pembangunan lebih lanjut seperti yang dijanjikan pihak yayasan.

Adapun laboratorium yang dibongkar meliputi ruang mesin, ruang workshop, lab kimia, lab kelistrikan dan ruang las. Akibatnya, praktikum dialihkan ke depan teras-teras ruang kelas. "Sekarang saja, dua kelas digabungkan jadi satu, sumpek itu karena ada sejumlah siswa SMK sebelah (satu yayasan) yang dipindah ke sini," kata Arifin.

Melihat kondisi tersebut, para siswa khawatir tidak bisa mengikuti ujian untuk mendapat ijazah ANT dan ATT sebagai syarat bekerja di bidang pelayaran dan kelautan. Sebab, syarat utama mengikuti ujian itu adalah fasilitas sekolah harus lengkap dan setiap tahun diaudit dari dinas terkait.

"Kalau approval (persetujuan penyelenggaraan ujian ijazab ANT) dicabut, maka kami tidak bisa ikut ujian. Kami cuma dapat ijazah SMK. Sedang kalau ikut ujian di luar pasti biayanya mahal," ucap Arifin.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi resmi dari pihak sekolah. Sementara, menjelang sore, para siswa yang ikut berunjuk rasa mulai membubarkan diri.

Editor: Himas Puspito Putra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut