Hebat, Prajurit TNI Berkaki Palsu Ini Ubah Kebun Buah Jadi Destinasi Wisata di Borobudur
"Terbukti di sini ada bunga, buah siap panen, ini kapan pun mau ke sini, setiap hari, kapan pun ada buahnya. Jadi kita memang pembuahan di luar musim yang kita masukan ke sini. Ini memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, memiliki daya saing yang cukup tinggi juga," katanya.
Untuk diketahui, pasca kehilangan salah satu kaki karena terkena ranjau darat saat bertugas di Ambon Maluku, pada tahun 2004 dia kembali ke Jakarta dan mengikuti pelatihan bertani yang diselenggarakan Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan (Pusrehab Kemhan).
Tak berapa lama, tepatnya pada 2007 Mugiyanto kembali ke ke Magelang, di Tanah Jawa itu, dia memulai mengaplikasikan ilmu bertaninya. "Awal mula terjun ke pertanian pada tahun 2004 kursus di Pusrehab Kemhan. Setelah itu, diterjunkan ke lapangan dengan pulang ke satuan. Saya mulai mengaplikasikan untuk menanam berbagai tanaman buah," ujarnya.
Setelah mencoba bertani berbagai macam buah, Mugiyanto mencari varietas yang paling unggul di Indonesia hingga menjatuhkan pilihan pada kelengkeng kateki. Dia sukses membudidayakannya di Kampung Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sejak 2015.
Sejak itu, disamping memenuhi tugasnya sebagai abdi negara, Mugiyanto menghabiskan waktunya untuk mengelola kebun buah lengkeng. Saat ini dia berhasil menjadi seorang petani sukses. Tak segan-segan dia menegaskan, petani bukan lah profesi dengan penghasilan yang rendah. Justru kegiatan itu bisa membuat seseorang dapat meraup untuk tinggi.
"Petani itu penghasilannya tidak rendah, contoh saja di sini, dengan satu hektare sawah seperti ini, populasi tanaman 250 tanaman ini kalau kita analisis, tanaman stabil untuk mencapai Rp500 juta sangat mudah, berarti petani itu tidak kotor, petani itu penghasilannya sangat luar biasa," ujarnya
Editor: Ahmad Antoni