Hujan Es Landa Tembalang Semarang, Ini Penjelasan BMKG
Menurutnya, citra satelit Himawari 8 menunjukkan adanya pertumbuhan awan konvektif (cumulonimbus) di wilayah sekitar kejadian (Kota Semarang dan sekitarnya) mulai pukul 16.00 WIB - 17.30 WIB dengan suhu puncak awan mencapai minus 50 °C sampai dengan minus 80 °C yang mengindikasikan terjadinya hujan intensitas sedang – lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang serta potensi terjadinya hujan es.
“Fenomena hujan es atau hail merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi dan termasuk dalam kejadian cuaca ekstrem,” ujarnya.
Adapun kejadian hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi atau musim pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
"Dapat dimungkinkan terjadi pada musim hujan dengan kondisi cuaca sama seperti masa transisi atau pancaroba," kata Sutikno.
Dia mengatakan, fenomena hujan es atau hail ini disebabkan adanya awan cumulonimbus (CB). "Pada awan ini terdapat tiga macam partikel (yaitu) butir air, butir air super dingin, dan partikel es,” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni