Indahnya Toleransi di Semarang, Ratusan Warga Salami Umat Buddha yang Rayakan Waisak

Sikap toleransi antar umat beragama ini merupakan tradisi yang telah di lakukan warga secara turun temurun. Ini bertujuan agar rasa kebersamaan dan saling mencintai terhadap sesama tetap terjaga.
“Ini sudah menjadi agenda rutin warga Desa Tekelan. Jadi setiap Waisak dari non Buddha mengucapkan selamat kepada umat Buddha,” kata Tugimin Hadiyanto, pengurus vihara.
Dengan dilestarikannya tradisi tersebut maka warga yang berbeda keyakinan bisa terus hidup rukun berdampingan tanpa sekalipun terpecah oleh konflik agama.
“Kegiatan ini sudah rutin untuk perayaan hari agama kita saling menjaga dan menjunjung tinggi toleransi baik Waisak, Natal ataupun Idul Fitri memang kegiatan budaya kami,” kata Kepala Dusun Tekelan, Supriyo.
“Tradisi ini sudah lumayan lama, sudah puluhan tahun yang selalu dilandasi dengan kebersamaan dan cinta kasih,” katanya.
Editor: Ahmad Antoni