Jeritan Hati Adik Anom Subekti Jelang Pengungkapan Kasus Pembunuhan Sekeluarga di Rembang

Sutarno terakhir kali bertemu almarhum pada tahun 2020 lalu ketika pemakaman jenazah kakaknya yang pertama di Rembang. Ketika itu ia sempat singgah ke kediaman Anom Subekti.
Menurutnya, sebelum pandemi Covid-19 banyak tamu yang datang ke padepokan seni Ongko Joyo milik Ki Anom Subekti. Namun setelah pandemi, jumlah tamu semakin berkurang.
“Selain untuk belajar seni karawitan, di padepokan seni juga melayani sewa gamelan dan jual beli perangkat gamelan. Yang saya tahu relasi korban cukup luas dari berbagai daerah bahkan sampai luar Jawa,” kata Sutarno.
Ia mengatakan, tiap kali transaksi Anom Subekti sering melalui transaksi tunai atau bertemu langsung. “Soal penyimpanan uang, saya tidak tahu pasti. Saya perkirakan lebih sering di rumah karena perputaran uang bisnis gamelan tergolong cepat,” ujarnya.
Perasaan yang sama juga dialami murid-murid almarhum Anom Subekti. Mereka juga merasakan kesedihan mendalam.
Salah satunya Febiana Rizki Budiharti. Remaja warga Tawangsari, Kelurahan Leteh Rembang ini sudah menjadi murid karawitan Anom Subekti di padepokan seni Ongko Joyo sejak masih duduk di bangku SMP.
Febiana menganggap Anom Subekti merupakan orang yang ramah dan dermawan. Ia bersama rekan-rekannya latihan karawitan membayar seikhlasnya. Padahal setiap minggu berlatih 1 – 2 kali.
Editor: Ahmad Antoni