Keluarga Pasien Covid-19 Mengamuk di RSUD Ambarawa, 2 Perawat Terluka
Sekitar pukul 13.45 WIB, kondisi pasien menurun dan perawat mencari keluarga di ruang tunggu tapi tidak ditemukan. Perawat Krisna menghubungi keluarga melalui telepon seluler dan informasi diterima adik pasien. Pada pukul 14.00 WIB, pasien dinyatakan meninggal.
Tak lama kemudian suami pasien datang. Dokter dan perawat memberitahu bahwa pasien tidak bisa tertolong dan memberi penjelasan tentang prosedur pemulasaraan jenazah secara protokol Covid-19. Suami pasien bisa menerima penjelasan dokter.
Namun adik pasien tidak setuju untuk pemulasaraan secara protokol Covid-19 dan menghendaki jenazah dibawa pulang serta disucikan sendiri di rumah. Dokter jaga, perawat didampingi satpam memberikan penjelasan tentang konsekuensi dan risiko jika jenazah dipulasara sendiri di rumah. Namun keluarga masih ngotot dan tidak mau menerima.
"Sekitar pukul 15.00 WIB, keluarga pasien memaksa masuk untuk melihat dan memfoto jenazah pasien di dalam ruang isolasi tapi ditahan oleh satpam. Keluarga pasien tidak terima," kata Meisasi.
Keluarga pasien diberi penjelasan bahwa nanti, salah satu keluarga diperbolehkan ikut pulasara di kamar jenazah dan akan difasilitasi memakai alat pelindung diri. Tiba-tiba salah satu keluarga pasien mengambil gunting di nurse station dan memukul-mukul meja nurse, serta mengacungkan gunting dalam posisi terbuka.
"Perawat ( Sinta Mega dan Edy Gunadi) berusaha menahan gunting agar tidak digunakan melukai orang lain. Pelaku semakin berontak dan mengakibatkan luka pada tangan kedua perawat. Pelaku diamankan oleh banyak orang dan dibawa ke Polsek Ambarawa," tuturnya.
Editor: Ary Wahyu Wibowo