Kisah Heroik Serka Pardal, Eks Prajurit Kopassus Pernah Lumpuhkan Pimpinan GAM

“Waktu itu ada lima orang pelatih, kalau dari Kopassus saya sendiri. Dari satuan lain ada, dari Kostrad ada dan satu lagi dari psikologi dari Bandung," kata ayah dari Anastasya Caba Erfariyanti ini.
Pardal bersama tim pelatih menggembleng tim yang akan diterjunkan dalam ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) tersebut. “Saya masuk kualifikasi utama. Yang pertama yaitu utama, madya dan pratama, itu klasifikasi keterampilan menembak di Kopassus, dan saya masuk tingkat utama,” ujar Pardal.
Dia mengatakan, bukan hal mudah untuk melatih anggota militer yang memiliki karakter dan metode pelatihan yang berbeda. Pada awal pertemuan, dia melihat posisi menembak sejumlah anggota Tim Rifle tidak kokoh dan juga motivasi yang kurang. Karena itu, tembakan mereka tidak tepat pada target.
“Bagi mereka menembak hanya sebuah perintah dari satuan atas. Mungkin mereka yang penting datang ke lapangan, ambil senjata lalu nembak, tanpa adanya jadwal atau pembenahan yang jelas," ujarnya.
Tim pelatih dari Indonesia pun segera mengambil tindakan dengan menanamkan pemahaman baru dan metode latihan yang baru. Karena metode latihan yang dilakukan sebelumnya tidak menghasilkan kualitas hasil yang baik.
Editor: Ahmad Antoni