Kisah Masa Kecil Ganjar Pranowo, Jual Bensin Eceran hingga Kesulitan Bayar Kuliah
PURWOREJO, iNews.id – Kisah masa kecil Ganjar Pranowo, yang mengakhiri masa tugasnya sebagai Gubernur Jateng per 5 September 2023 menarik diulas.
Ganjar bacapres yang didukung Partai Perindo kini tengah banyak diperbincangkan berkat karier politiknya yang gemilang. Namun siapa sangka, Ganjar ternyata pernah mengalami masa-masa sulit bahkan nyaris tidak bisa membayar SPP sekolah.
Kakak kandung Ganjar Pranowo, Pri Pambudi Teguh mengungkapkan kisah masa kecil adiknya tersebut. Menurut Pri, meski orang tuanya seorang polisi soal perekonomian keluarga pernah mengalami masa-masa sulit. Khususnya saat dirinya dan Ganjar masih sekolah dan kuliah.
“Saat kita di perguruan tinggi setiap mau bayar spp selalu ada kesulitan, tapi berkat ibu yang mendorong anak-anaknya harus selesai kuliah meskipun utang sana-sini alhamdulillah bisa selesai,” kata Pri, Senin (4/9/2023).
Pri Pambudi mengatakan, Ganjar jarang sekali pulang ke indekos karena aktif di berbagai kegiatan dan organisasi.
“Dia hampir tidak pernah pulang (kos). Kata temennya tidurnya di kampus yang belakangan saya tahu dia aktif di mapala,” ujar Pri.
Selain aktif di organisasi mapala, kata dia, Ganjar juga mengajar untuk membantu perekonomian keluarga. Ganjar diketahui memang jarang mengeluh soal ekonomi dan lebih suka diam dan mencari solusi atas permasalahannya tersebut.
“Belakangan saya juga tau dia mencari uang dengan cara mengajar anak-anak sma pecinta alam. Nah, dia dapat honor dari situ,” ujar kata dia.
Senada dengan Pambudi. Kakak Ganjar lainnya, Prasetyowati mengatakan, Ganjar pernah berjualan bensin eceran di Purworejo.
“Saat mau lulus SMA tahun 1980, ayah kan pensiun dari kedinasan di Polri. Untuk menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga ibunya membuka warung kelontong. Dia (ganjar) juga pernah berjualan bensin di pinggir jalan masuk gang rumah kami selepas bapak pension,” katanya.
Ganjar merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Ayah Ganjar bernama S parmudji dan ibunya, Sri Suparmi. Ayah Ganjar berprofesi sebagai polisi dan juga sempat ditugaskan mengikuti operasi penumpasan PRRI atau Permesta.
Sejak kecil, kata Prasetyowati, kedua orang tuanya sudah menanamkan kedisiplinan termasuk kepada Ganjar. Untuk urusan pribadi seperti mencuci baju harus dilakukan anak-anak di keluarga S pamudji.
“Yang diajarkan orang tua kita itu pertama kedisiplinan dan kerja sama. Semua anak-anak harus bisa mencuci baju, kalau hari minggu semua anak-anak termasuk saya dan Ganjar juga mencuci baju di sumur yang sekarang sudah menjadi garasi itu,” kata Prasetyowati.
Editor: Kastolani Marzuki