Kisah Remaja Cabut Lidi Ditancapkan di Tengah Hajatan hingga Terbentuknya Rawa Pening

Akan tetapi, di tengah perjalanan Endang Sawitri tanpa sengaja meletakkan pusaka itu di atas pangkuannya. Akibatnya, perut Endang Sawitri sakit. Endang Sawitri juga merasa sering mual-mual. Setelah diperiksa ternyata, Endang Sawitri hamil.
Ini membuat Ki Sela Gondang bingung. Akhirnya Ku Sela Gondang memohon Ki Hajar Salokantara untuk menilai putrinya. Dengan berat hati, Ki Hajar Salokantara menerima permintaan tersebut dan menikahi Endang Sawitri.
Selanjutnya Ki Hajar Salokantara bertapa di Gunung Telomoyo. Waktu terus berlalu dan waktu melahirkan pun tiba. Proses persalinan Endang Sawitri ditolong oleh seorang dukun bayi.
"Dukun bayi itu, terkejut setelah mengetahui yang lahir ternyata ular naga. Begipula dengan Endang Sawitri, dia juga terkejut ketika melihat anaknya berwujud ular naga," kata Rusmadi.
Selanjutnya, ular naga itu diberi nama Baro Klinting seperti nama pusaka milik Ki Hajar Salokantara. Seiring berjalannya waktu, Baro Klinting pun bertumbuh besar. Kemudian Baro Klinting menanyakan keberadaan ayahnya. Endang Sawitri pun menjelaskan ayahnya bernama Ki Hajar Salokantara dan saat itu sedang bertapa di Gunung Telomoyo.
Kemudian Baro Klinting meminta izin kepada ibunya untuk menemui ayahnya di Gunung Telomoyo. Permintaan itu pun diizinkan. Endang Sawitri pun membekali Baro Klinting sebuah pusaka sebagai bukti bahwa dirinya anak Ki Hajar Salokantara.
Setahu itu, Baro Klinting berjalan menuju Gunung Telomoyo. Sesampainya di gunung itu, Baro Klinting bertemu dengan seorang pertapa dan menanyakan keberadaan Ki Hajar Salokantara.
Pertapa itu pun terkejut. Akhirnya Ki Hajar Salokantara memberitahu Baro Klinting bahwa dirinya adalah orang yang dicari. Kemudian Ki Hajar Salokantara menanyakan maksud dan tujuan Baro Klinting mencarinya. Ular naga yang bisa berbicara seperti manusia itu pun memberitahukan bahwa dirinya adalah anak Ki Hajar Salokantara.
Mendengar pengakuan itu, Ki Hajar Salokantara pun menanyakan bukti yang bisa menyakinkan dirinya. Lantas Baro Klinting menunjukkan pusaka yang diberikan ibunya.
Editor: Ahmad Antoni